PengaruhAliran Pendidikan Di Indonesia. Aliran empirisme aliran empirisme bertolak dari lockean tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam. B) Setelah kita pelajari berbagai aliran pendidikan secara umum baik aliran klasik, aliran baru maupun aliram modern, yaitu merupakan pemikiran, pandangan, atau gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya melakukan pendidikan yang terjadi sebelum abad -19 aliran baru, mereaksi gagasan-gagasan abad 19 aliran modern, perlu juga dipelajari beberapa aliran pendidikan yang terjadi di masa sendiri. Macam-macam aliran tersebut dapat diketahui dari pandangan-pandangan dan lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh berbagai ahli pendidikan di Indonesia. Macam dan jenis lembaga pendidikan tersebut adanya ragam latar belakang dan kepentingan pendiriannya. Ada yang karena kepentingan ras dan suku seperti sekolah serikat Ambon, karena kepentingan memperjuangkan kaumsesamanya seperti sekolah Dewi Sartika dan sekolah Kartini, karena kepentingan persatuan seperti sekolah Budi Utomo karena kepentingan agama seperti sekolah-sekolah yang diadakan oleh lemabaga-lembaga pendidikan yang dibawah naungan organisasi kemasyrakatan dan keagamaan NU, Muhammadyah, dsb dan masih banyak lagi latar belakang dan kepentingannya sehingga bermunculan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Walaupun demikian kesemuanya jenis lembaga yang bermunculan tersebut bermaksud ingin mewujudkan yang berciri khas atau sesuai dengan karakteristik sesuai dengan budaya bangsa Indonesia sendiri. Dari berbagai aliran penddidikan di Indonesia ada dua aliran pokok yang perlu kita pelajari yaitu pendidikan Taman Siswa dan Pendidikan INS. Hal ini antara lain karena latar belakang dan kepentingan pendiriannya untuk semua bangsa secara umum tanpa melihat ras, suku, daerah, wilayah , keyakinan, dan keagamaan, atau golongan tertentu saja, sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu waktu pendiriannya terutama karena mereaksi pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintak colonial Belanda yang sangat tidak menguntungkan kepentingan bangsa Indonesia , baik kesempatan yang diberikan, diskriminasi bangsa dan golongan, maupun kepentingan hasil pendidikan misalnya hanya untuk menyiapkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh Belanda. Juga oleh karena gagasan atau pemikiran-pemikirannya dan realisasi pendidikannya telah diakui oleh tokoh-tokoh dari aliran pendidikan dunia. Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa gagasan atau pemikiranya telah dilaksanakan dalam pendidikan nasional sekarang ini seperti system among, pelaksanaan sekolah kejuruan dan secara mendalam akan diuraikan pada bahasan berikut ini. Pendidikan Taman Siswa Riwayat Singkat Pendidikan Taman Siswa Pendiri pendidikan Taman S atau lebih dikenal dengan perguruan taman siswa ini adalah seorang bangsawan dari Yogyakarta bernama RM. Suwardi Suryaningrat. Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889dari ayah bernama Suryaningrat .Setelah usia 39 tahun atau 40 tahun tahun jawa, tepatnya pada tanggal 23 pebruari 1928 berganti nama menjadi Kihajar Dewantara. Pendidikan yang telah ditempuh dimulai dari Sekolah Dasar Belanda Europesche Lagere School, kemudian melanjutkan pendidikan ke sekolah dokter di Stovia. Berhubung kekurangan biaya, sekolah ini ditinggalkan, kemudian bekerja dan memasuki dunia politik bersama sama lulusan Stovia yang lain seperti Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo SetyabudiDr. Douwes Dekker. Perjuangan sebelum mendirikan Taman Siswa Sebelum memasuki lapangan pendidikan, bersama dengan dua teman lainnya Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo Setyabudi, Kihajar Dewantara mendirikan organisasi politik yang bersifat revolusioner, sehingga terkenal dengan nama tiga serangkai pendiri Indische Partij IP. Dalam saat itu juga 1912 Kihajar Dewantara bersama dengan Dr. Cipto Mangunkusuma mendrikan Komite Bumiputera yang bertujuan memprotes adanya keharusan bagi rakyat Indonesia yang dijajah untuk merayakan kemerdekaan Nederland dari penindasan Napoleon yang dengan paksa mengumpulkan uang sampai kepelosok - brosur pertama yang berjudul “Seandainya aku orang Belanda”dari karyanya sendiri yang secara singkat isinya tidak selayaknya bangsa Indonesia yang ditindas ikut merayakan kemerdekaan dari bangsa Belanda yang menindasnya. Karena dianggap bahaya, Kihajar Dewantara diinternir ke Bangka, kemudian dieksternir ke negeri Belanda atas permintaannya massa ini dan ditempat inilah ia mendapatkan kesempatan untuk mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Setelah 4 tahun, dengan tanpa diminta putusan eksternir itu dicabut sehingga ia dapat pulang kembali ke tanah airnya. Sekembali ketanah airnya ia meneruskan perjuangan politiknya, dimulai lagi dari menulis di surat kabar yang berjudul “ Kembali ke Pertempuran” . ia menjadi sekretaris politik , dan menjadi redaktur tiga majalah dari partai politik National Indesche Partij tersebut yaitu De Beweging, Persatuan India , dan Penggugah. Dengan aktifnya kedunia politik hidupnya hanya untuk masuk dan keluar penjara. Karena semakin kejam Pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia, lebih-lebih terhadap pergerakan rakyat Indonesia dan agar perjuangan untuk kepentingan bangsa lebih bermanfaat maka Kihajar Dewantara meninggalkan medan politik yang nampak, memasuki medan pendidikan dan pengajaran 1921 dimulai dari mengajar pada Sekolah Adhidarma kepunyaan kakaknya Suryopranoto di Yogyakarta. Perjuangan setelah mendirikan Taman Siswa Setlah satu tahun mengajar di Adhidarma Kihajar Dewntara mendirikan sekolah yang sesuai dengan cita-citanya sendiri 3 Juli !922 dengan nama “Natinal Onderwisj Institut Taman Siswa ” yang kelak diubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Sekolah ini mula - mula hanya meliputi bagian Taman Anak dan Bagian Kursus Guru saja. Perjuangannya mengalami banyak rintangan , tetapi semuanya dapat diatasi berkat keberanian dan keuletan dari sifat yang dimilikinya, yang dapat dilihat dari beberapa peristiwa berikut ini. Dalam tahun 1924 ia dikenakan pajak rumah tangga, tetapi ia tidak suka membayarnya , karena keluarganya hanya menempati dua kamar yang dikelilingi kelas kelas di tengah perguruannya. Menurut taksirannya seharusnya tidak kena pajak, dan barang-barang milik perguruan juga seharusnya bebas dari pajak tersebut. Akhirnya barang-barang kepunyaan Taman Siswa dilelang di depan umum. Tetapi kemudian pajak itu dikembalikan setelah Kihajar Dewantara mengajukan protes. Dan atas kedermawanan pembeli, barang - barang milik Taman Siswa yang terlelang tersebut diserahkan kembali kepada Taman Siswa. Rintangan berikutnya adanya ordonansi Sekolah partikelir yang dikeluarkan pada tanggal 17 September 1932, dimana isinya Sekolah Partikelir harus minta izin dahulu; guru-guru sebelum memberi pelajaran harus memiliki izin mengjar ;dan isi pelajaran tidak boleh melanggar peraturan negeri dan harus sesuai dengan sekolah negeri. Kihajar Dewantara menentangnya, karena ordonansi itu diangap melampaui batas. Segera ia mengirim kawat protes kepada Gubernur Jendral. Sikap tersebut mendapat sambutan dari partai-partai serta banyak harian dan diperjuangkan pula di Volkraad. Akhirnya ordonansi itu dibatalkan 1933. Tipu muslihat lain dengan dikeluarkan “Larangan Mengajar”. Selama 2 tahun 1934-1936 Guru Taman Siswa yang terkena korban lebih dari 60 orang bahkan ada cabang Taman Siswa yang ditutup selama satu tahun. Mulai bulan Pebruari taun1935 Taman siswa terkena lagi peraturan tentang tunjangan anak yang mulai tahun ini hanya diberikan kepada pegawai negeri yang anaknya bersekolah pada sekolah negeri,sekolah partikelir mendapatkan subsidi,sekolah-sekolah lain yang dapat hak memakai salah satu nama sekolah negeri, misalnya HIS, Voolks Schooldan sebagainya. Oleh perjuangan Kihajar Dewantara akhirnya mulai tahun 1938 tunjangan anak bagi semua pegawai sama tanpa melihat sekolah yang dimasuki. Perjuangan lainnya adalah menentang Pajak Upah yang diberlakukan tahun 1935. Kihajar Dewantara menentangnya karena dalam Taman Siswa tidak ada majikan dan buruh ,tetapi atas dasar kekeluargaan. Tuntutannya berhasil tahun 1940 sehingga guru-guru Taman Siswa dibebaskan dari PajakUpah tersebut. Pada jaman Jepang juga dikeluarkan peraturan tentang sekolah partikelir, yang diperbolehkan hanya sekolah kejuruan saja kecuali sekolah guru, misalnya urusan rumah tangga, pertanian, perindustrian, dan lain-lainya. Karena itu Taman Dewasa diubah menjadi Taman Tani, Taman Madya dan Taman Guru dibubarkan. Pada tahun ini ia pindah ke Jakarta karena diangkat sebagai salah seorang pemimpin Putera Pusat Tenaga Rakyat. Pada zaman kemerdekaan ia pernah berturut – turut Mentri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama, Anggota dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Anggota Parlemen, serta mendapat gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Kebudayaan dari Universitas Gajah Mada pada tanggal 19 Desember 1956. Dan pada tanggal 26 april 1959 Kihajar Dewantara meninggal dalam usia 70 tahun.
MengenalAliran Mu'tazilah. Dalam sejarah pemikiran Islam, telah tumbuh dan berkembang berbagai mazhab atau aliran keagamaan, baik di bidang politik, hukum maupun akidah/kalam. Di bidang yang terakhir ini, tercatat dalam sejarah adanya aliran-aliran seperti Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah Salafiyah dan Wahabiyah. Dibaca : 1.507 kali.
Aliran-aliran pendidikan merupakan pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan, setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan diantaranya adalah aliran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia. Pada kesepatan kali ini yang akan di bahas adalah mengenai Aliran-aliran Pendidikan Modern di Indonesia, diantaranya adalah Menurut Mudyahardjo 2001 142 macam-macam aliran pendidikan modern di Indonesia adalah sebagai berikut Progresivisme Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak child-centered, sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru teacher-centered atau bahan pelajaran subject-centered. Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik experience curriculum. Metode pendidikan Progresivisme antara lain Pendidikan berpusat pada anak. Metode belajar aktif. Metode memonitor kegiatan belajar. Metode penelitian ilmiah Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak adalah pusat dari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang dewasa. Esensialisme Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas. Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti esensial dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan. Metode pendidikan Pendidikan berpusat pada guru teacher centered. Peserta didik dipaksa untuk belajar. Latihan mental Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra. Rekonstruksionalisme Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat Tujuan pendidikan Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia. Yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah. Perennialisme Perennialisme merupakan gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan pendidikan hendaknya menjadi suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran serta nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya. Tujuan pendidikan Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu. Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah. Idealisme Aliran idealisme adalah suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurut aliran idealisme, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli cita dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari. Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan approach secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya. Tujuan Pendidikan Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Kurikulum Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
Sejarah Tokoh dan Jenis Aliran Empirisme. Desember 06, 2016. Aliran empirisme ini dipelopori oleh John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Gagasan pendidikan Locke dimuat dalam bukunya “Essay Concerning Human Understanding” . Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobes (1588-1679),

Pendidikan merupakan bidang yang digeluti tidak hanya dalam kacamata memberikan pembelajaran saja. Efektivitas, efisiensi, dan efikasi dalam melaksanakannya adalah hal yang tak pernah surut dicari pula dalam pengarungannya. Oleh karena itu, dari masa ke masa, telah banyak bermunculan aliran-aliran pendidikan yang tentunya selalu diharapkan mampu memaksimalkan proses pendidikan. Setiap aliran memiliki sudut pandang, gaya, dan cara yang berbeda dalam menyajikan pendidikan. Tentunya, dalam perkembangannya, telah banyak pula aliran yang sebenarnya boleh dikatakan sudah tidak relevan dan lebih baik ditinggalkan. Namun, mempelajari berbagai dialog yang terjadi antar aliran ini akan berpengaruh besar pada sudut pandang kita dalam melihat pendidikan. Misalnya, kita dapat mempelajari bahwa suatu hal pernah digalangkan pada pendidikan, dan ternyata sangat tidak adil untuk diterapkan. Ternyata, sebagian aliran lagi justru sangat berbudi baik, namun kini jarang diterapkan karena suatu hal. Berbagai dialog tersebut tentunya akan memberikan kesempatan untuk melakukan retrospeksi untuk menghilangkan keburukannya, dan mengambil kebaikannya serta membuatnya relevan di masa kini. Jadi, pembelajaran akan aliran-aliran pendidikan ini amatlah penting untuk dilakukan. Lagi pula, rasanya tidak masalah jika kita sejenak berkaca pada masa lalu untuk mempersiapkan masa kini dan masa depan. Berikut adalah pemaparan dari beberapa aliran-aliran pendidikan klasik yang meliputi nativisme, naturalisme, empirisme, dan konvergensi. Nativisme Istilah aliran Nativisme berasal dari kata “natives” yang artinya “terlahir”. Nativisme merupakan sebuah doktrin filosofis yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap proses pemikiran psikologis. Tokoh utama dalam aliran ini adalah Arthur Schopenhauer 1788-1869, yaitu seorang filosofis Jerman. Aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa manusia sejak lahir,pembawaan yang telah terdapat pada waktu lahir itulah yang menentukan hasil perkembangannya Amanudin, 2019, hlm. 67. Menurut jenis aliran nativisme ini pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut sebagai pedagogik pesimis. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri. Dalam aliran nativisme, lingkungan sekitar tidak mempengaruhi perkembangan anak. Malah, penganut aliran ini menyatakan bahwa “j anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan baik”. Pembawaan baik dan buruk ini dikatakan tidak dapat di ubah dari luar. Menurut Rajab dalam Syafnan, 2020 pembawaan yang diwariskan orangtua kepada anaknya menurut aliran nativisme meliputi beberapa poin di bawah ini. Pewarisan yang bersifat jasmaniah seperti warna kulit, bentuk tubuh, dsb. Pewarisan yang bersifat intelektual seperti kecerdasan dan kebodohan. Pewarisan yang bersifat tingkah laku. Pewarisan yang bersifat alamiah internal. Pewarisan yang bersifat sosiologis eksternal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan menurut aliran nativisme tidak dapat mengubah perkembangan seorang anak atau tidak mempunyai pengaruh sama sekali. Menurut mereka baik buruknya seorang anak ditentukan oleh pembawaan sejak lahir, dan peran pendidikan disini hanya sebatas mengembangkan bakat saja. Aliran Pendidikan Naturalisme Nature dalam bahasa Inggris tentunya berarti alam, dalam kaitannya dengan aliran ini, kecerdasan seseorang dianggap di bawa sejak lahir. Aliran ini di pelopori oleh seorang filosof Prancis JJ. Rousseau1712-1778. Berbeda dengan nativisme, naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik, dan tidak satu pun dengan pembawaan buruk. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang di terima atau yang mempengaruhinya. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu Rousseau, yakni “semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh karena itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Hal ini yang menyebabkan aliran ini juga di sebut sebagai pedagogik negatif. Secara tidak langsung, aliran ini justru menyatakan bahwa pendidikan itu tidak diperlukan. Pendidikan seharusnya menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan. Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat, sehingga kebaikan anak-anak yang di peroleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan kemampuannya. Aliran Pendidikan Empirisme Aliran ini berawal dari prinsip “the school of british empirism” aliran empirisme Inggris yang dipelopori oleh Jhon Locke 1632-1704. Doktrin utama dari aliran empirisme yang sangat terkenal adalah “tabula rasa”, yakni istilah dalam bahasa Latin yang berarti “buku tulis” yang kosong, atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan, dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Artinya, seorang anak atau manusia diibaratkan sebagai lembaran kosong yang dapat diisi apa saja. Sementara itu, bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya sama sekali. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong dan tak punya kemampuan apa-apa. Aliran empirisme sangat berlawanan dengan aliran nativisme dan naturalisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu justru sangat di tentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik menjadi apa saja, baik ke arah yang baik mau pun ke arah yang buruk menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya. Dalam ilmu pendidikan, aliran empiris ini dikenal pedagogik optimis. Dalam aliran empirisme, terdapat lima aspek penting yang mempengaruhi tingkah laku dan perkembangan pendidikan manusia, yakni sebagai berikut. Sosiologi, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar individu dalam suatu komunitas sosial. Historis,yaitu lingkungan yang ditentukan oleh ciri suatu masa atau era dengan segala perkembangan peradabannya. Geografis atau lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah. Kultural, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultural suatu masyarakat. Psikologis,yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan Syafnan, 2020. Aliran Pendidikan Konvergensi Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, yakni nativisme, naturalisme, dan empirisme. Konvergensi berasal dari kata “Convergentie” yang bermakna “penyatuan hasil”, atau “kerjasama untuk mencapai satu hasil”. Aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang. Aliran konvergensi menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia, sangat bergantung pada dua faktor utama, yakni Faktor bakat/pembawaan; dan Faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Menurut William Stern 1871-1939, seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembangan itu, sebagai contoh pada hakikatnya kemampuan anak berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara dan melalui situasi lingkungannya anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya, karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya. Dalam teori W. Stern di sebut teori konvergensimemusatkan ke satu titik. Jadi menurut teori konvergensi dikatakan Proses Pendidikan mungkin dapat dilaksanakan; Untuk mengantisipasi tumbuhnya potensi yang kurang baik, proses pendidikan dapat dijadikan penolongnya; Pembawaan dan lingkungan dapat membatasi hasil pendidikan seorang anak. Dari tiga model teori tersebut di atas cukup jelas bahwa semua yang berkembang dalam diri individu dapat ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Sebagai contoh seorang anak dapat berbicara berbahasa juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Jika salah satu dari faktor itu tidak ada, tidak mungkin kemampuan berbahasa anak dapat berkembang. Referensi Syafnan. 2020. Dasar-dasar pendidikan. Padangsidimpuan IAIN Padangsidimpuan. Amanudin. 2019. Pengantar ilmu pendidikan. Pamulang Unpam Press.

Aliranini berpendapat bahwa pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan sebaiknya diserahkan kepada alam. Oleh karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik seorang anak hendaknya dikembalikan kepada alam agar pembawaan yang baik tersebut tidak dirusak oleh

Wawasan Pendidikan; kali ini sobat pendidikan akan berbagi artikel tentang Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia. semoga bermanfaat. Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia. Manusia merupakan makhluk yang misterius, yang mampu menjelajah angkasa luar, tetapi “angkasa dalamnya masih belum cukup terungkap; minimal para pakar dari ilmu-ilmu perilaku cenderung berbeda pendapat tentang berbagai hal mengenai perilaku manusia itu. Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan, perbedaan pandangan itu berpangkal pada perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia perbedaan penekanan didalam suatu teori kepribadian tertentu tentang faktor manakah yang paling berpengaruh dominan dalam perkembangan dari Strategis Disposisional, terutama yang berdasar pada pandangan biologis konstitusional dari Kretsch merdan Sheldon, memberikan tekanan pada pengaruh faktor hereditas, sedang teori-teori dari Strategi Behavioral dan Strategi Phenomenologis menekankan faktor belajar. Kedua strategi yang terakhir ini, meskipun keduanya menekankan faktor belajar, tetapi mengemukakan pandangan yang berbeda tentang bagaimana proses belajar itu terjadi, akibat perbedaan pandangan tentang hakikat manusia. Strategi behavioral memandang manusia terutama sebagai makhluk pasif yang tergantung pada pengaruh lingkungannya,sedang strategi phenomenologis memandang manusia sebagai makhluk aktif yang mampu beraksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri. Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia,mulai dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis. Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja, dan dengan demikian, suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia. Seperti dalam kajian selanjutnya, bahwa aliran konvergensi mencoba mengemukakan pandangan menyeluruh, dan karena itu, diterima luas oleh banyak pihak. A. Aliran Empirisme Aliran Empirisme bertolak dari locken Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Menurut pandangan empirisme biasa pula disebut emvironmentalisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Aliran emperisme mengatakan bahwa pembawaan itu tidak ada, yang dimiliki anak adalah akibat pendidikan baik sifat yang baik maupun sifat yang jelek. Jadi perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungan atau dengan pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil, sehingga manusia dapat menjadi apa saja atau menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang di peroleh dari kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan,menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karna berbakat,meskipun lingkungan sekitarnya tidak ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya. Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampat pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat dimanipulasi, umpama melalui modifikasi tingkah laku. B . Aliran Nativisme Aliran Nativisme bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Tokoh aliran nativisme adalah Schopen hauer seorang filsuf jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir. Factor lingkungan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak laki-laki dan perempuan. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak sendiri. Kaum nativisme mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut percuma kita mendidik karena yang jahat tidak akan menjadi baik. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan menjadi orang baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar. Meskipun sering ditemukan anak mirip orang tuanya secara fisik dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju kedewasaan. Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi yang mendorong manusia untuk mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas. C. Aliran Naturalisme Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir didunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga Naturalisme sering disebut negativisme. Naturalisme memiliki prinsip tentang proses pembelajaran. M arifin dan Amiruddin R, 1992 ;9 bahwa peserta didik belajar melalui pengalaman sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan didalam diri secara alami. Pendidikan hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian peserta didik kearah pendangan yang positif dan tanggapan terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari jawab belajar tergantung pada diri peserta didik sendiri. Program pendidikan disekolah harus sesuai dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar peserta didik. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya, kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat artificial dan dapat membawa anak kembali kealam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini tidak terbukti malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin diperlukan. D. Aliran Konvergensi Perintis aliran ini adalah William Stern 1871-1939, seorang ahli pendidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Willian Stern berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan-akan dua garis yang menuju kesatu titik pertemuan sebagai berikut a. Pembawaan b. Lingkungan c. Hasil pendidikan/perkembangan. Jadi menurut teori konvergensi Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. Jadi tegasnya proses pendidikan adalah hasil kerjasama dari faktor-faktor yang dibawa ketika lahir dengan lingkungan. Pengaruh Aliran Klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di Indonesia melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa penjajah Belanda dan disusul kemudian oleh orang-orang Indonesia yang belajar dinegeri Belanda pada masa penjajahan. Setelah kemerdekaan Indonesia, gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang belajar diberbagai negara di Eropa, Amerika Serikat, dan lain-lain. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. 1 Pengajaran alam sekitar. Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain Fr. A. Finger 1808-1888 di Jerman dengan heimatkunde pengajaran alam sekitar, dan J. Ligthart 1859-1916 di Belanda dengan Het Volle-leven kehidupan senyatanya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak akan lebih menghargai,mencintai, dan melestarikan lingkungannya. 2 Pengajaran pusat perhatian Dari penelitian secara tekun, Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas dari Decroly, yaitu • Metode Global keseluruhan • Centre d’interet pusat-pusat minat Anak mempunyai minat-minat sponstan terhadap diri sendiri dan minat spontan terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi Dorongan mempertahankan diri Dorongan mencari makan dan minum Dorongan memelihara diri Sedangkan minat terhadap masyarakat biososial ialah Dorongan sibuk bermain-main Dorongan meniru orang lain. Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat tersebut. 3 Sekolah kerja Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Dengan kata lain, sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan. Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan negara. Oleh karena demikian banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, maka sekolah kerja dibagi menjadi tiga golongan besar Sekolah perindustrian Sekolah perdagangan Sekolah rumah tangg, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan akan menghasilkan warga negara yang baik. 4 Pengajaran proyek Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajar proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalam masyarakat yang maju. 5 Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia. Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan tersebut terutama berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar disekolah, namun dasar-dasar pikirannya tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun operasional. Akhirnya perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran-pemikiran pedidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk beluk pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan. Sumber Umar Tirtarahardja & L. La Sulo. 2015. Pengantar Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta Rineka Cipta. Abdul Kadir. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta Kencana
6List Masalah Pendidikan Di Indonesia – Masalah pendidikan di Indonesia cukup ditindaklanjuti dan segera ditangani. Dibandingkan dengan Negara superpower, dari segi pendidikan Indonesia masih dikatakan tertinggal. . lebih banyak guru yang memilih lokasi yang mudah diakses dari segi transformasi dan akses untuk mendapatkan kebutuhan pokok
Macam-macam aliran pendidikan - Secara faktual, aktivitas pendidikan adalah aktivitas antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Tersebut kenapa perbincangan mengenai pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perbincangan mengenai pakar sudah menyampaikan bermacam opini mengenai pendidikan, pada umumnya mereka setuju jika pendidikan itu dikasihkan atau diadakan dalam rencana meningkatkan semua kemampuan kemanusiaan menuju yang positif Dardiri, 2010.Aktivitas pendidikan sebagai aktivitas yang mengikutsertakan manusia secara penuh, dilaksanakan oleh manusia, antar manusia, dan untuk manusia. Dengan begitu bercakap mengenai pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perbincangan mengenai manusia. Khasina, 2013.Dalam pendidikan, setidaknya ada 3 macam-macam aliran pendidikan. Yaitu aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan modern, dan juga aliran pendidikan pokok di Indonesia. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi mengenai macam-macam aliran pendidikan, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa itu aliran pendidikan ?A. Pengertian Aliran PendidikanAliran-aliran pendidikan yakni pemikiran-pemikiran yang membawa inovasi di dunia pendidikan. Pertimbangan itu berjalan seperti satu dialog berkelanjutan, yaitu pemikiran-pemikiran terdahulu terus disikapi dengan kontra dan pro oleh pemikir selanjutnya, hingga muncul pertimbangan yang anyar, dan begitu selanjutnya. Supaya dialog berkelanjutan itu bisa dimengerti, perlu faktor dari aliran-aliran itu yang wajib itu tiap calon tenaga kependidikan mesti mendalami bermacam tipe aturan-aturan pendidikan. Ide dan penerapan terus aktif sesuai dinamika manusia dan penduduknya. Sejak dahulu, sekarang ataupun di periode depan pengajaran itu selalu mengalami kemajuan bersamaan dengan perubahan sosial budaya dan perubahan juga Komponen-komponen dalam PendidikanPemikiran-pemikiran yang membawa inovasi pendidikan itu dikatakan sebagai aliran-aliran pendidikan. Seperti sektor-sektor lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berjalan seperti satu dialog berkelanjutan yaitu pemikiran-pemikiran sebelumnya terus disikapi dengan kontra dan pro oleh pemikir-pemikir selanjutnya, dan lantaran diskusi itu bakal melahirkan kembali pemikiran-pemikiran anyar dan begitu tiap aliran pendidikan mempunyai pandangan yang tidak sama dalam melihat perubahan manusia. Perihal ini berdasar atas beberapa faktor dominan yang dijadikan menjadi landasan pijakan untuk perubahan dunia pendidikan paling tidak ada 3 macam-macam aliran pendidikan, yakni aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan modern, dan aliran pendidikan pokok di Aliran Pendidikan KlasikPada umumnya, pendidikan disimpulkan sebagai upaya manusia untuk membina ke-pribadiannya sesuai nilai-nilai dan budaya warga. Bagaimana pun simpelnya peradaban suatu warga, di dalamnya tentu berjalan suatu proses pendidikan, hingga kerap disebutkan jika pendidikan sudah ada sejauh peradaban umat manusia Samad, 2013.Proses pendidikan ada dan berkembang bersama perubahan hidup dan kehidupan manusia, bahkan juga ke-2 nya sebagai proses yang satu Nanuru, 2013.Semenjak manusia menginginkan perkembangan di kehidupan, jadi semenjak itu muncul ide untuk melaksanakan peralihan, konservasi dan peningkatan kebudayaan lewat pendidikan. Pendidikan di dalam masyarakat selalu jadi perhatian khusus dalam rencana memajukan kehidupan generasi yang searah dengan tuntutan, perubahan dan perkembangan warga dari masa ke masa Nadirah, 2013.Mengingat perubahan kehidupan dan penerapan pengajaran memiliki sifat aktif, karena itu ide-ide yang ada juga memiliki sifat aktif sesuai alam berpikir dan dinamika manusianya. Keadaan pada akhirnya menggerakkan lahirnya aliran-aliran dalam dalam pendidikan perlu terkuasai oleh banyak calon pendidik lantaran pendidikan masih kurang dimengerti cuman lewat pendekatan ilmiah yang memiliki sifat partial dan preskriptif saja, tetapi butuh dilihat juga secara holistik komplet.Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 aliran-aliran pendidikan sudah diawali semenjak awalnya hidup manusia, karena tiap golongan manusia selalu diposisikan dengan generasi muda turunannya yang membutuhkan pengajaran yang lebih bagus dari orang kepustakaan mengenai aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran mengenai pendidikan sudah diawali pada masa Yunani kuno sampai kini, diketahui dengan makna rumpun aliran klasik dan aliran pergerakan pendidikan klasik yang diterangkan ialah aliran pendidikan empirisme, aliran pendidikan nativisme, aliran pendidikan naturalisme, dan aliran pendidikan konvergensi. Hingga saat ini aliran pendidikan klasik tersebut kerap dipakai meskipun dengan pengembangan-pengembangan yang disinkronkan dengan perubahan Aliran Pendidikan EmpirismeFigur aliran pendidikan empirisme ialah jhon locke filosofis inggris yang hidup di tahun 1632-1704. Teorinya diketahui dengan tabula rasa meja lilin, yang mengatakan kalau anak yang terlahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Kertas bakalan memiliki corak & tulisan jikalau digores oleh bawaan dari orangtua factor keturunan tak dipentingkan. Pengalaman didapat anak lewat jalinan dengan lingkungan sosial, alam, & budaya. Dampak empiris yang didapat dari lingkungan punya pengaruh besar pada perubahan aliran pendidikan empirisme, pengajar menjadi factor luar memiliki peran penting, karena pengajar menyiapkan lingkungan pengajaran untuk anak, dan anak nakalan menerima pengajaran menjadi pengalaman. Pengalaman itu akan membuat perilaku, sikap, dan karakter anak sesuai arah pengajaran yang satu keluarga yang kaya raya ingin memaksakan anaknya jadi penulis. Semua alat diberi dan pengajar pakar intinya manusia itu dapat dididik apa saja menurut kehendak lingkungan dalam makna luas, dari pengalaman lingkungan itu yang menentukan pribadi seseorang Ahmadii dan Uhbiyatii, 1991; Thoiib, 2008.Manusia2 bisa dididik apa saja menuju yang bagus dan menuju yang jelek menurut kehendak lingkungan atau pendidikan. Pada masalah ini, alamlah yang membentuknya. Opini golongan empiris populer dengan nama optimisme paedagogis, lantaran usaha pendidikan hasilnya benar-benar percaya diri bisa memengaruhi perubahan anak, sedang karakter tidak punya pengaruh sama sekali Suryabrata, 2002; Purwanto, 2004.Aliran pendidikan empirisme mengandaikan jika pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia ditetapkan seutuhnya oleh beberapa faktor pengalaman yang ada di luar diri manusia, baik yang menyengaja didesain lewat pengajaran formal atau pengalaman-pengalaman tidak disengaja yang diterima lewat pengajaran informal, non formal, dan alam ini memiliki pendapat jika pengajaranlah yang tentukan hari esok manusia, sedang beberapa faktor yang dari dalam, seperti talenta dan turunan tidak memiliki dampak benar-benar dalam tentukan hari esok manusia Setianingsih, 2008.Menurut Mudyahardjo et al 1992 empirisme dilihat sebagai soal yang amat produktif, karena di dunia pendidikan lingkunganlah yang berperanan besar untuk membentuk kemampuan dan pengetahuan peserta banyak lingkungan yang berperanan pada proses pendidikan, antara lain ialah lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pada proses ini inderawi seutuhnya benar-benar berperanan dalam berjalannya proses pengajaran dan menjadi soal yang riil pada praktik pendidikan empirisme berkembang luas di dunia Barat khususnya AS. Aliran ini dalam perubahannya menjelma jadi aliran / teori belajar behaviorisme yang dipelopori oleh William James dan Large. Banyak juga dampak aliran ini pada pandangan figur pendidikan Barat yang lain, seperti Watson, Skinner, Dewey, dan aliran pendidikan empirisme ialah cuman mengutamakan pengalaman. Sedang kapabilitas basic yang dibawa anak semenjak lahir dikesampingkan. Walau sebenarnya, ada anak yang berpotensi dan sukses walau lingkugan tidak memberikan Aliran Pendidikan NativismeAliran pendidikan nativisme bersimpangan dengan aliran pendidikan empirisme. Nativisme berawal dari kata nativus dengan bermakna kelahiran / native yang maknanya asli / aliran pendidikan nativisme ialah schopenhaure. Ia merupakan filsuf Jerman yang hidup di tahun 1788-1880. Aliran nativisme memiliki pandangan jika perubahan pribadi ditetapkan oleh faktor bawaan semenjak lahir. Faktor lingkungan kurang punya pengaruh dalam pengajaran & perubahan hal tersebut, hasil pengajaran ditetapkan oleh talenta yang dibawa semenjak lahir. Dengan begitu, menurut aliran ini, kesuksesan belajar ditetapkan oleh pribadi pendidikan nativisme memiliki pendapat, bila anak mempunyai talenta jahat sejak lahir, dia bisa jadi jahat, dan kebalikannya bila anak mempunyai talenta baik, dia bisa jadi baik. Pendidikan anak yg kurang pas dengan talenta yg dibawa tak bermanfaat untuk perubahan anak tersebut tak menyelimpang dari realita. Misalkan anak serupa orang tuanya secara fisik & bakal mewariskan karakter & talenta orang pandangan aliran ini ialah pernyataan mengenai terdapatnya daya asli yg sudah tercipta semenjak manusia lahir ke dunia, yakni daya2 fisikologis & fisiologis yang memiliki sifat herediter, dan potensi basic lainnya yg kemampuannya berlainan pada tiap manusia. Ada yg berkembang & tumbuh sampai dititik optimal kapabilitasya, dan ada juga yang cuman sampai di titik anak yg lahir dr orang tua pakar seni musik, bakal berpotensi jadi seniman musik yg kemungkinan melampaui kebolehan orang tuanya, mungkin saja cuman sampai pada 1/2 kebolehan orang sudah diterangkan awal kalinya, aliran nativisme menampik dengan tegas terdapatnya dampak external. Pendidikan tak punya dampak sama sekali dalam membentuk manusia jadi baik. Pendidikan tak berguna sama sekalipun. Kebalikannya, jika kita inginkan manusia jadi baik, maka yang harus dilaksanakan ialah membenahi ke-2 orangtuanya, sebab mereka yg mewarisi beberapa faktor bawaan ke jelas sebagai aliran yang mengakui terdapatnya daya2 asli yg sudah tercipta semenjak lahirnya manusia di dunia. Daya2 itu ada yang bisa berkembang & tumbuh sampai di titik optimal kapabilitas manusia dan ada yg bisa tumbuh berkembang cuman sampai di titik tertentu sesuai kapabilitas perorangan manusia Setianingsih, 2008.Beberapa pakar yg berpendirian Nativis umumnya menjaga kebenaran ide tersebut dengan memperlihatkan bermacam kecocokan atau keserupaan di antara orangtua dengan anak2nya Sabri, 1996.Figur-figur yg terkait dengan aliran pendidikan nativisme ialah Rochacher, Rosear, & Basedow. Rochacher menjelaskan jika manusia ialah hasil proses alam yg berjalan berdasarkan hukum tertentu. Manusia tak bisa mengganti hukum-hukum menjelaskan jika manusia tidak bisa dididik. Pengajar justru bakal menghancurkan kemajuan anak. Pendidikan ialah permasalahan yg membiarkan / melepaskan perkembangan anak secara kodrati. Saat itu, Basedow menjelaskan jika pendidikan ialah pelanggaran atas kecondongan berkembang lumrah dari anak. Aliran nativisme juga disebut predestinatif yg mengatakan jika perubahan atas takdir manusia sudah ditetapkan awalnya, yaitu bergantung pada bawaan & talenta yg pendidikan nativisme masih mungkin ada pendidikan. Tetapi, mendidik berdasarkan aliran ini membebaskan anak tumbuh berdasar pada karakternya. Sukses tidaknya perubahan anak bergantung terhadap tinggi rendahnya & tipe karakter yg dipunyai anak. Apa yg pantas dihormati dari pendidikan / faedah yg diberi oleh pengajaran, tak lebih dari sekedar mengoles permukaan peradaban & perilaku sosial, sedang lapis yg dalam & personalitas anak, tak butuh Aliran Pendidikan NaturalismeNatur atau natura berarti alam, atau apa yang dibawa semenjak lahir. Aliran ini ada kesamaannya dengan aliran nativisme beberapa pakar menyebutkan dengan istilah "sama", "hampir serupa" dan "seirama". Istilah natura sudah digunakan dalam filsafat dengan berbagai makna, dari dunia fisika yg bisa disaksikan oleh manusia, sampai ke mekanisme keseluruhan dari peristiwa ruang & pendidikan naturalisme dipelopori oleh filsuf asal Prancis Rousseau 1712-1778. Berlainan dengan Schopenhauer, ia memiliki pendapat kalau seluruh anak2 yg baru dilahirkan memiliki karakter baik. Karakter baik anak akan hancur sebab dikontrol oleh lingkungan. Rousseau memiliki pendapat jika pengajaran yang diberi orang dewasa malah bisa menghancurkan karakter yang bagus pendidikan naturalisme juga disebut negativisme, lantaran memiliki pendapat jika pendidik harus membebaskan pendidikan terhadap alam. Jadi kata lain pendidikan tak dibutuhkan, yang dikerjakan ialah memberikan anak didik ke alam, supaya karakter yang bagus itu tidak jadi hancur oleh manusia lewat proses dan aktivitas Rousseau menyarankan pentingnya permainan bebas ke anak demi meningkatkan karakter, kemampuan-kemampuannya, dan kecondongan- kecondongannya. Pendidikan mesti dijauhkan dalam perubahan anak sebab hal tersebut bermakna bisa menghindari anak dari segalanya yg mempunyai sifat mengada-ada dan bisa membawa anak balik ke alam buat mempertahankan semua yang Ilyas 1997 naturalisme berpendapat jika pada hakikatnya semua anak manusia ialah baik di saat dilahirkan yakni dari mulai tangan sang pencipta, tapi pada akhirnya hancur saat ada pada manusia. Karena hal tersebut, Rousseau membuat ide pendidikan alam, maknanya anak sebaiknya didiamkan berkembang & tumbuh sendiri menurut alamnya, manusia tidak boleh banyak memiliki pendapat jika anak mengerjakan pelanggaran pada etika-etika, sebaiknya orangtua atau pengajar tak perlu untuk memberi hukuman, biarkanlah alam yang menghukumnya. Bila seorang anak bermain pisau, atau bermain api selanjutnya terbakar atau tersayat tangannya, atau bermain air selanjutnya dia gatal-gatal atau masuk angin. Ini ialah wujud hukuman alam. Biarkanlah anak itu merasakan sendiri akibat yang selayaknya dari tindakannya itu yang nanti jadi insaf dengan diketahui, gagasan naturalisme yang menampik terlibat pendidikan, hingga saat ini tidak bisa dibuktikan, kebalikannya pendidikan lama-lama justru semakin Aliran Pendidikan KonvergensiPelopor aliran pendidikan konvergensi ialah wiliam sten 1871-1939, seorang pakar pendidikan jerman yang memiliki pendapat jika seorang anak dilahirkan di dunia telah dibarengi karakter baik ataupun karakter aliran pendidikan konvergensi memiliki pendapat jika pada proses perubahan anak, baik factor pembawaan atau faktor lingkungan sama memiliki peranan yang amat penting. Talenta yg dibawa di saat lahir tak kan berkembang tak bagus tanpa suport lingkungan yg pas untuk kemajuan talenta inti kebolehan anak berbahasa dengan kata-2, ada pula hasil konvergensi. Pada anak manusia ada karakter untuk bicara lewat keadaan lingkungannya, anak belajar bicara dengan bahasa tertentu. Misalkan bahasa Jawa, Bahasa sunda, Bahasa inggris, kemampuan anak yg tinggal pada sebuah lingkungan yg serupa untuk mendalami bahasa kemungkinan berbeda. Disebabkan karena terdapatnya ketidaksamaan kuantitas karakter dan ketidaksamaan keadaan Stern memiliki pendapat jika hasil pendidikan itu tergantungkan dari pembawaan dan lingkungan. Jadi menurut teori konvergensiPendidikan mungkin untuk dijalankannPendidikan disimpulkan sebagai pengembang potensi baik dan pencegah potensi jelek atau kurang membatasi hasil pendidikan ialah lingkungan & pendidikan naturalisme pada dasarnya memiliki pendapat jika pembawaan & lingkungan sama utamanya. Perubahan jiwa seorang bergantung pada talenta semenjak lahir dan lingkungannya, terutama pendidikan. Peranan pendidikan ialah memberikan pengalaman belajar supaya anak bisa berkembang dengan bukti yang memperlihatkan, jika karakter dan talenta seorang yang berbeda dengan orang tuanya itu, sesudah dijelajahi rupanya waktu dan talenta orang itu sama dengan kakek atau ayah/ibu kakeknya. Dengan begitu, tidak seluruhnya talenta dan karakter seorang bisa di turunkan langsung ke anak-anaknya, tapi kemungkinan ke cucunya atau anak-anaknya cucunya. Akhirnya, talenta dan karakter bisa terselinap sampai beberapa generasi Syah, 2002.Aliran naturalisme biasanya diterima secara luas sebagai pandangan yg pas pada sebuah perubahan manusia. Meski begitu, ada varian opini mengenai beberapa faktor yg mana sangat utama dalam menentukan perkembangan seperti yang sudah disampaikan bahwa varian itu tercermin antara lain dalam ketidaksamaan pandangan taktik yang pas dalam mengerti manusia, seperti taktik disposisisonal atau konstitusional, taktik phenomenologis atau humanistik, taktik behavioral, taktik psikodinamik atau psiko-analitik, dan lain-lain, demikian juga dalam soal belajar Aliran Pendidikan Modern1. ProgresivismeProgresivisme ialah gerakan pendidikan yg memprioritaskan pelaksanaan pendidikan di sekolah terpusat pd anak, sebagai reaksi pd penerapan pendidikan yg masih terpusat pd pengajar / bahan pelajaran subjectcentered.Arah pendidikan pada aliran ini ialah melatih anak supaya nantinya bisa bekerja, bekerja secara struktural, menyukai kerja, dan bekerja dengan otak serta hati. Untuk capai arah itu, pendidikan semestinya sebagai pengembangan seutuhnya minat & bakat tiap pendidikan Progresivisme merupakan kurikulum yg berisikan pengalaman2 / aktivitas belajar yg disukai oleh tiap anak didik experience curriculum. Sistem pendidikan Progresivisme di antaranyaSistem belajar memantau aktivitas riset ilmiahPendidikan terpusat pd ini berpedoman pd konsep pendidikan yg terpusat pd anak. Anak sebagai pusat dari total kegiatan2 pendidikan. Pendidikan ini benar2 menjunjung tinggi harkat serta martabat anak dalam ialah anak, yg tak sama dengan orang dewasa. Tiap anak memiliki individualitas masing-masing, memiliki jalur pertimbangan tersendiri, memiliki kemauan tersendiri, memiliki keinginan & kegalauan tersendiri, yg tak sama dengan orang dewasa. Maka dari itu, anak mesti diberlakukan berbeda dari orang EsensialismeEsensialisme dalam pendidikan ialah gerakan pendidikan yg kurang setuju pada pergerakan progresivisme akan nilai2 yg tertancap dalam peninggalan budaya/ esensialisme nilai2 yg tertancap dalam nilai budaya/sosial ialah nilai2 kemanusiaan yang tercipta secara perlahan-lahan dengan melalui usaha giat & kerepotan sepanjang beratus tahun & di dalamnya berakar ide2 & harapan yg sudah terbukti dalam perjalanan waktu. Peran pengajar kuat dalam memengaruhi & memantau beberapa kegiatan di pendidikan aliran ini ialah mengemukakan peninggalan budaya & histori melalui satu pokok ilmu yg sudah terhimpun, yg sudah bertahan sepanjang waktu dan dengan begitu ialah bernilai untuk dipahami oleh seluruh ini diikuti oleh keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai yg pas, membuat unsur2 yg pokok esensial dari sebuah pendidikan. Pendidikan memiliki tujuan untuk menggapai standard akademis yg tinggi, peningkatan cendekia / pendidikanPendidikan terpusat pada didik didesak untuk psikisKurikulum terpusat pada mapel yg meliputi mata2 pelajaran akademis yg primer. Kurikulum sekolah dasar ditegaskan terhadap peningkatan keterampilan basic saat membaca, menulis, & matematika. Sedang kurikulum pada sekolah menengah mengutamakan peluasan pada mapel matematika, ilmu alam, serta bahasa & RekonstruksionalismeRekonstruksionalisme melihat pengajaran sebagai rekonstruksi pengalaman2 yg berjalan kontinu dalam kehidupan. Sekolah sebagai tempat khusus berjalannya pengajaran sebaiknya sebagai kisah kecil dari kehidupan social dalam PerennialismePerennialisme ialah gerakan pendidikan yg mempertahankan jika nilai-nilai universal itu ada, dan jika pendidikan sebaiknya sebagai satu penelusuran dan penanaman kebenaran-kebenaran serta nilai-nilai tersebut. Guru memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan aktivitas belajar mengajar di perennialisme, ilmu dan pengetahuan adalah filsafat yang paling tinggi, lantaran dengan ilmu pengetahuanlah seorang bisa berpikiran secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu segera dapat pengetahuan berkenaan prinsip2 utama merupakan modal buat seseorang untuk meningkatkan pemikiran & kepandaian. Dengan pengetahuan, bahan pencahayaan yang cukup, individu bakal sanggup mengenali & mendalami beberapa faktor serta problem yg harus dituntaskan dan berusaha melangsungkan penuntasan IdealismeAliran idealisme yakni satu aliran ilmu filsafat yg mengakbarkan jiwa. Menurutnya, cita ialah gambaran asli yg cuma memiliki sifat rohani & jiwa berada antara gambaran asli cita dengan bayang-bayang dunia yg ditangkap panca indera. Tatap muka antara jiwa & cita memunculkan satu harapan yakni world of ini melihat dan memandang jika yg riil cuma ideas. Tugas ideas ialah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh untuk pengalaman. Siapa yg sudah menguasai ideas, dia bakal mengenali jalan yg jelas, hingga bisa memakai selaku alat untuk mengukur, mengelompokkan & menilai semua hal yg dirasakan setiap siswa yg menikmati pendidikan pada era aliran idealisme sedang gencar diberikan, mendapatkan pendidikan dengan memperoleh pendekatan secara eksklusif. Karena, pendekatan dilihat sebagai langkah yg paling pengajar jangan stop cuma di tengah2 pengkelasan siswa, atau mungkin tak memantau satu2 siswanya / kelakuannya. Seorang pengajar butuh masuk ke dalam penilaian paling dalam dari siswa, jikalau butuh dia berkumpul hidup bersama anak2 didik. Guru tak boleh cuman membaca beberapa kali spontanitas anak yg ada / sekedar ledakan kecil yg sedikit pendidikan yg diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Edukasi tak seutuhnya terpusat dari anak, atau mapel, bukan warga, tetapi terpusat pada idealisme. Karena itu, arah pendidikan berdasarkan paham ini terbagi ke dalam 3 perihal, arah untuk individu, arah untuk warga, dan kombinasi di antara ke-2 Aliran Pendidikan di Indonesia1. Perguruan Kebangsaan Taman SiswaPerguruan taman siswa dibangun oleh Ki Hadjar Dewantara pada tgl 3 Juli 1932 di Yogyakarta sesudah itu mulai dibangun Taman Indria Taman kanak2 dan pelatihan guru, sesudah itu taman muda Taman SD diikuti Taman Dewasa merangkap taman guru mulo kweek school .Saat ini sudah ditingkatkan hingga mencakup taman madya, Prasarjana, & Sarjana Wiyata. Dengan begitu Taman siswa sudah mencakup seluruh tingkatan persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah & pendidikan tinggi. Perguruan tinggi taman siswa memiliki 7 azas perjuangan untuk hadapi pemerintah kolonial belanda & sekalian untuk menjaga keberlangsungan hidup yg mempunyai sifat nasional serta demokratis. Ke-7 azas itu umumnya disebutkan dengan azas 1922, lebih lanjutnya sebagai berikut iniTiap individu memiliki hak mengendalikan diri sendiri zelf beschikkingsrech dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan mesti memberi pengetahuan yg bermanfaat dalam makna jasmani & rohani bisa memerdekakan mesti bertumpu pada kebudayaan & berkebangsaan mesti tersebarkan luas sampai bisa mencapai ke semua memburu kemerdekaan hidup yang seutuhnya lahir ataupun batin sebaiknya diupayakan dengan kemampuan sendiri, dan menampik kontribusi apa saja serta dari siapapun yang mengikat, baik ikatan secara lahir maupun ikatan secara resiko hidup dengan kemampuan sendiri jadi mutlak mesti membelanjai sendiri semua usaha yg mendidik anak memerlukan keikhlasan lahir ataupun batin untuk mempertaruhkan semua kebutuhan seseorang untuk keselamatan serta kebahagiaan Perguruan Pendidikan INS & Kayu TanamAzas & arah ruang cakupan Perguruan Pendidikan INS & Kayu Tanam yaituBerpikir rasional & / karakter intelektualismeSesudah kemerdekaan Indonesia, Moh Syafei meningkatkan asas2 pendidikan INS jadi beberapa basic pendidikan Republik Indonesia. Beberapa dasar itu ditingkatkan dengan mengintegrasikan asas2 Ruang Pendidikan INS, sila-sila dari macam-macam aliran pendidikan yang terbagi menjadi 3 aliran pendidikan, yakni aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan modern, dan aliran pendidikan di Indonesia. Dari banyak keterangan di atas bisa kita ambil ikhtisar jika pendidikan sebagai soal yang penting di kehidupan, tiap dari aliran-aliran yang telah disebut sebelumnya tadi memiliki tujuan yang tidak mengenai pengajaran sejak dahulu, sekarang dan periode mendatang terus berkembang bersamaan dengan perubahan sosial budaya & perubahan iptek. Beberapa hasil dari pertimbangan itu disebut aliran dalam pendidikan. Aliran tersebut memengaruhi pendidikan padai semua dunia, terhitung pendidikan di Indonesia. Dari aliran2 pendidikan di atas kita tak bisa menjelaskan jika salah satunya ialah yang terbaik. Lantaran penggunaannya disamakan dengan tingkat keperluan, keadaan dan kondisinya di waktu itu, sebab tiap aliran mempunyai beberapa dasar pertimbangan S. 2009. "Asas-Asas Kurikulum". jakarta,BumiAksaraRahman Assegaf. 2012. "Aliran pemikiran pendidikan islam". jakarta,Grafindo persadaRedja Mudyahardjo. 1998. "Pengantar Pendidikan". Bandung, Grafindo PersadaTirtaraharjda, Umar,dan S. L. La Sulo. 2005. "Pengantar Pendidikan". Jakarta, PT Rineka CiptaWiji, Suwarno. 2006. "Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan". Jakarta, AR-RUZZ mediaHusamah, Arina Restian dan Rohmad Widodo. 2015. "Pengantar Pendidikan". Malang Universitas Muhammadiyah MalangUNNES. 2017. "Aliran-Aliran dalam Pendidikan". Makalah IPDarmi. 2013. "Aliran-Aliran yang Mempengaruhi Kurikulum Pendidikan". AT-TA'DIB Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam. Vol. 5 No. 1, hlm 4-7 Open donation Kami membuka donasi bagi siapapun yang ingin menyisihkan sebagian rezekinya untuk pengembangan situs web ini melalui laman; support kami
Aliranaliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. 1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di
Aliran-Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia Dari berbagai aliran pendidikan di Indonesia ada dua aliran pokok yang perlu kita pelajari yaitu Pendidikan Taman Siswa dan Pendidikan INS Institut Nasional Syafe’i. Hal ini antara lain karena latar belakang dan kepentingan pendiriannya untuk semua bangsa secara umum tanpa melihat ras, suku, daerah, wilayah, keyakinan, dan keagamaan, atau golongan tertentu saja, sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu waktu pendiriannya terutama karena mereaksi pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda yang sangat tidak menguntungkan kepentingan bangsa Indonesia, baik kesempatan yang diberikan, diskriminasi bangsa dan golongan, maupun kepentingan hasil pendidikan misalnya hanya untuk menyiapkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh Belanda. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan. a. Asas Taman Siswa 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknyadiusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. 7 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan. Tujuan Taman Siswa 1 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. 2 Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan. Hasil-hasil yang Dicapai Taman siswa telah berhasil menemukan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Taman sumatera Barat. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah 1 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab. 5 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan, dan sejumlah alumni.
A Pengertian aliran pendidikan. Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama, “teori” dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimentasi dan observasi serta berfungsi menjelaskan pokok bahasannya.
Assalamualaikum Halo teman-teman! Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu sehat ya. Pada kesempatan kali ini saya akan kembali membahas mengenai 'Pendidikan'. Lalu apa sih pokok bahasan kali ini? Yap! sesuai dengan judulnya kali ini saya akan membahas mengenai 'Aliran-Aliran serta Gerakan-Gerakan Pendidikan di Indonesia'. Tanpa berlama-lama lagi mari kita masuk ke pokok bahasan. Selamat membaca! Proses pendidikan berada dan berkembang bersama perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya merupakan proses yang satu Nanuru, 2013. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Pendidikan di dalam masyarakat senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan, perkembangan dan kemajuan masyarakat dari zaman ke zaman Nadirah, 2013. Mengingat perkembangan kehidupan dan pelaksanaan pendidikan bersifat dinamis, maka gagasan-gagasan yang muncul pun bersifat dinamis sesuai dengan alam pikir dan dinamika manusianya. Kondisi ini akhirnya mendorong lahirnya aliran-aliran dalam Pendidikan. Aliran Pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam pendidikan perlu dikuasai oleh para calon pendidik karena pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik menyeluruh. Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini, dikenal dengan istilah rumpun aliran klasik dan aliran gerakan setiap aliran Pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memangdang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai hal itu, maka berikut ini disajikan berbagai aliran-aliran dan gerakan-gerakan dalam KlasikAliran klasik adalah pandangan hidup yang mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi atau tertinggi. Sampai saat ini aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Aliran klasik dalam Pendidikan dibagi menjadi empat yaituAliran EmpirismeJohn LockeEmpirisme berasal dari kata empire, yang artinya pengalaman. Tokoh utama aliran ini ialah John Locke 1632-1704. Nama asli aliran ini adalah “The School of British Empiricism” aliran empirisme Inggris. Namun aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” aliran lingkungan dan psikologi bernama “environmental psychology” psikologi lingkungan yang relatif masih baru Syah, 2002. Locke memandang bahwa anak yang dilahirkan itu ibaratnya meja lilin putih bersih yang masih kosong belum terisi tulisan apa-apa, karenanya aliran atau teori ini disebut juga Tabularasa a blank sheet of paper yang berarti meja lilin putih, sebuah istilah bahasa latin yang berarti “Buku Tulis” yang kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan, dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya. Masa perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa saja menurut kehendak lingkungan dalam arti luas, pengalaman dari lingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang Ahmadi & Uhbiyati, 1991; Thoib, 2008. Dalam hal ini, alamlah yang membentuknya. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis dapat mempengaruhi perkembangan anak, sedangkan pembawaan tidak berpengaruh sama sekali Suryabrata, 2002; Purwanto, 2004. Aliran ini mengandaikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia ditentukan sepenuhnya oleh faktor-faktor pengalaman yang berada di luar diri manusia, baik yang sengaja di desain melalui pendidikan formal maupun pengalaman-pengalaman tidak disengaja yang diterima melalui pendidikan informal, non formal, dan alam sekitar. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikanlah yang menentukan masa depan manusia, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam, seperti bakat dan keturunan tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam menentukan masa depan manusia Setianingsih, 2008. Menurut Mudyahardjo et al 1992 empirisme dipandang sebagai hal yang paling produktif, karena dalam dunia pendidikan lingkunganlah yang berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan peserta didik. Ada beberapa lingkungan yang berperan dalam proses pendidikan, diantaranya adalah lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam proses ini inderawi sepenuhnya sangat berperan dalam berlangsungnya proses pendidikan dan menjadi hal yang nyata dalam praktek pendidikan. Aliran empirisme berkembang luas di dunia Barat terutama Amerika Serikat. Aliran ini dalam perkembangannya menjelma menjadi aliran/ teori belajar behaviorisme yang dipelopori oleh William James dan Large. Banyak pula pengaruh aliran ini terhadap pandangan tokoh pendidikan Barat lainnya, seperti Watson, Skinner, Dewey, dan sebagainya. Aliran Nativisme Arthur SchopenhauerAliran nativisme berlawanan 180° dengan aliran empirisme. Nativisme berasal dari kata nativus yang berarti kelahiran atau native yang artinya asli atau asal. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer 1788-1860 seorang filosof Jerman Ilyas, 1997. Dalam artinya yang terbatas, juga dapat dimasukkan dalam golongan Plato, Descartes, Lomborso, dan pengikut-pengikutnya yang berpendapat bahwa sejak lahir anak telah memiliki/membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu, yang bersifat pembawaan atau keturunan. Sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang bersifat keturunan herediter inilah yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta hasil pendidikan sepenuhnya Nadirah, 2013. Aliran nativisme mengesampingkan peranan lingkungan sosial, pembinaan dan pendidikan. Aliran nativisme ini nampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia dan aliran ini erat kaitannya dengan aliran intuisme dalam penentuan baik dan buruk manusia. Aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peran pembinaan dan pendidikan Nata, 2002. Nativisme menganggap pendidikan dan lingkungan boleh dikatakan tidak berarti, tidak mempengaruhi perkembangan anak didik, kecuali hanya sebagai wadah dan memberikan rangsangan saja. Pandangan tersebut dikenal dengan pesimisme paedagogis, karena sangat pesimis terhadap upaya-upaya dan hasil pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, aliran nativisme menolak dengan tegas adanya pengaruh eksternal. Pendidikan tidak berpengaruh sama sekali dalam membentuk manusia menjadi baik. Sebaliknya, kalau kita menginginkan manusia menjadi baik, maka yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kedua orang tuanya karena merekalah yang mewariskan faktor-faktor bawaan kepada anak-anaknya. Nativisme jelas merupakan aliran yang mengakui adanya daya-daya asli yang telah terbentuk sejak lahirnya manusia ke dunia. Daya-daya tersebut ada yang dapat tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuan manusia dan ada yang dapat tumbuh berkembang hanya sampai pada titik tertentu sesuai dengan kemampuan individual manusia Setianingsih, 2008. Beberapa tokoh yang berhubungan dengan aliran nativisme adalah Rochacher, Rosear, dan Basedow. Rochacher mengatakan bahwa manusia adalah hasil proses alam yang berjalan menurut hukum tertentu. Manusia tidak dapat mengubah hukum-hukum tersebut. Rosear mengatakan bahwa manusia tidak dapat dididik. Pendidik malah akan merusak perkembangan anak. Pendidikan adalah persoalan yang membiarkan atau membebaskan pertumbuhan anak secara kodrati. Sementara itu, Basedow mengatakan bahwa pendidikan adalah pelanggaran atas kecenderungan berkembang yang wajar dari anak. Berdasarkan pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh penganut aliran nativisme, maka dapat diklasifikasikan faktor-faktor perkembangan manusia menurut aliran nativisme, antara lain Faktor Genetik, faktor genetik dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang ada pada diri Kemampuan Anak, merupakan faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang dia miliki. faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang dia miliki. Faktor Pertumbuhan Anak, merupakan faktor yang mendorong anak mengetahui bakay dan minatnya disetiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami. Aliran ini juga disebut predestinatif yang menyatakan bahwa perkembangan atas nasib manusia telah ditentukan sebelumnya, yakni tergantung pada bawaan dan bakat yang dimilikinya. Aliran ini masih memungkinkan adanya pendidikan. Namun, mendidik menurut aliran ini membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya. Berhasil tidaknya perkembangan anak tergantung kepada tinggi rendahnya dan jenis pembawaan yang dimiliki anak. Apa yang patut dihargai dari pendidikan atau manfaat yang diberikan oleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradaban dan tingkah laku sosial, sedangkan lapis yang mendalam dan kepribadian anak, tidak perlu Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 pasal 2 menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung perncapaian tujuan pendidikan nasional. diharapkan pendidikan dengan cata ini dapat mengembangkan potensi peserta didik yang ia miliki sebagai pembawaannya sejak lahir. karena itu, pendidikan dalam hal ini hanya memfasilitasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya. Aliran KonvergensiWilliam SternAliran konvergensi dikemukakan oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman bernama William Stern 1871-1939. Konvergensi yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu convergen yang artinya memusat. Dalam hal ini penganut aliran konvergensi berpendapat bahwa hasil Pendidikan tergantung dari faktor pembawaan dan faktor situasi lingkungan yang seakan-akan terdapat dua garis menuju atau memusat pada suati titik yang merupakan hasil dari Pendidikan atau perkembangan. Aliran ini ingin mengompromikan dua macam aliran yang eksterm, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme, dimana pembawaan dan lingkungan sama pentingnya, kedua-duanya sama berpengaruh terhadap hasil perkembangan anak berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan merupakan dua garis yang menuju kepada suatu titik pertemuan garis pengumpul, oleh karena itu perkembangan pribadi sesungguhnya merupakan hasil proses kerjasama antara potensi heriditas internal dan lingkungan, serta pendidikan eksternal Djumaranjah, 2004. Aliran konvergensi menyatakan bahwa pembawaan tanpa dipengaruhi oleh faktor lingkungan tidak akan bisa berkembang, demikian juga sebaliknya. Potensi yang ada pada pembawaan dari seorang anak akan berkembang ketika mendapat pendidikan dan pengalaman dari secara psikis untuk mengetahui potensi yang ada pada anak didik yaitu dengan cara melihat potensi yang dimunculkan pada anak tersebut. Pembawaan yang disertai disposisi telah ada pada masing-masing individu yang membutuhkan tempat untuk merealisasikan dan mengembangkannya. Aliran konvergensi pada prinsipnya berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan sama pentingnya. Perkembangan jiwa seseorang tergantung pada bakat sejak lahir dan lingkungannya,khususnya pendidikan. Peran pendidikan adalah memberi pengalaman belajar agar anak dapat berkembang secara optimal. Jadi menurut aliran konvergensi 1 pendidikan dapat diberikan kepada semua orang, 2 pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengembangkan pembawaannya yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk, 3 hasil Pendidikan tergantung dari pembawaan dan lingkungan Moerdiyanto, 2011.Banyak bukti yang menunjukkan, bahwa watak dan bakat seseorang yang tidak sama dengan orang tuanya itu, setelah ditelusuri ternyata waktu dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah/ibu kakeknya. Dengan demikian, tidak semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan langsung kepada anak-anaknya, tetapi mungkin kepada cucunya atau anak-anaknya cucunya. Alhasil, bakat dan watak dapat tersembunyi sampai beberapa generasi Syah, 2002.Aliran NaturalismeJean Jaquest RousseauNatur atau natura artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini ada persamaannya dengan aliran nativisme beberapa ahli menyebut dengan istilah “sama”, “hampir sama” dan “senada”. Istilah natura telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada system total dari fenomena ruang dan Naturalisme dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau. Ia mengatakan, “Segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia ”. Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, maka anak tersebut harus diserahkan ke alam. Kekuatan alam akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Dengan kata lain Rousseaue menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi Ilyas 1997 naturalisme bependapat bahwa pada hakekatnya semua anak manusia adalah baik pada waktu dilahirkan yaitu dari sejak tangan sang pencipta, tetapi akhirnya rusak sewaktu berada di tangan manusia. Oleh karena itu, Rousseau menciptakan konsep pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia jangan banyak mencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa jika anak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma, hendaklah orang tua atau pendidik tidak perlu untuk memberikan hukuman, biarlah alam yang menghukumnya. Aliran naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses epmbelajaran diantaranya adalahAnak didik belajar melalui pengalamannya sendiriPendidik hanya menyediakan lingkungan belajar atau fasilitas-fasilitas yang dapat mengembangkan potensi peserta didik misalnya kegiatan ekstrakurikulerProgram Pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar peserta Modern Aliran-aliran baru yang turut mempengaruhi proses pendidikan di indonesia adalah sebagai berikut Progresivisme Aliran progresivisme mengatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak didik yang berkuailitas dan terus maju progress sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru dan bahan pelajaran. Tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Aliran progresivisme sangat berpengaruh terhadap pemulihan harkat dan martabat anak dalam pendidikan karena anak mempunyai indidvidualitas sendiri-sendiri, mempunyai alur pemikiran sendiri,mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dana kecemasan sendiri yang berbeda dengan oerang dewasa. Esensialisme Aliran esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Aliran ini berusaha menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala. Tujuannya adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah bertahan sepanjang waktu sehingga berharga untuk diketahui semua orang. Perenialisme Perenialisme diambil dari kata perenial yang artinya kekal atau abadi. sehingga perenialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran dan nilai-nilai yang bersifat kekal. Menurut aliran ini dengan adanya ilmu pengetahuan maka seseorang dapat berpikir secara induktif artinya metode pemikiran yg bertolak dari peristiwa khusus untuk menentukan kaidah yg umum atau penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum. Maka tujuan utama dari pendidikan menurut aliran ini adalah agar peserta didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental dan membina pemimpin yang sadar dan mempraktekkannya dalam semua aspek kehidupan. Rekonstruksionalisme Kata rekonstruksionalisme dalam kamus bahasa inggris berasal dari kata reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam kontek pendidikan aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran ini mengatakan bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Tujuan utama pendidikan menurut aliran ini adalah untuk membagkitkan kesadaran peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah. Idealisme Tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, harmonis, penuh warna dan mampu membantu indidvidu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan aliran pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlu adanya persaudaraan sesama manusia. Seseorang tidak hanya menuntut hak pribadinya tapi juga menciptakan hubungan yang baik, pengertian dan saling Pokok PendidikanAliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Kebangsaan Taman SiswaKi Hajar DewantaraSementara berlangsung pemerintahan kolonial itu, ada pula dua tokoh pemuka Indonesia sendiri yang merintis suatu sistem persekolahan tersendiri, yang secara teknis bersifat modern seperti sekolah-sekolah yang diperkenalkan oleh Belanda, namun dalam semangat dan isi pelajaran sangat berjiwa ketimuran dengan membawa cita-cita kemandirian bangsa. Tokoh pertama adalah Soewardi Soerjaningrat, atau lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan pada tahun 1921 atau tahun Caka 1852 yang memiliki semboyan “Lawan Sastra Ngesti Mulia”. Setahun kemudian pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta muncul organisasi baru benama Persatuan Taman Siswa yang memiliki semboyan “Suci Tata Ngesti Tunggal”. Secara lengkap nama perguruan itu adalah “Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa”.Pada tanggal 6 Januari 1923, dalam National Onderwijs Instituut Tamansiswa dibentuk majelis yang disebut “Instituutraad”, yang bertugas memperlancar jalannya pendidikan. Dalam konferensinya di Yogyakarta tanggal 20-22 Oktober 1923, perguruan ini memperluas Institut menjadi Hoofdraat Majelis Luhur. Pada tahun 1930, National Onderwijs Instituut Tamansiswa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Perguruan Nasional Taman Siswa. Dalam menjalankan proses pendidikannya dengan menggunakan “Sistem Among” yang mendasarkan pada Pertama, kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakan kekuatan lahir batin, sehingga dapat hidup berdiri sendiri. Kedua, kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepatcepatnya dan sebaik-baiknya Sulistya, 2002. Tercatat bahwa pada tahun 1942 cabang Taman Siswa berjumlah 199 sekolah tersebar di beberapa daerah, terutama di pulau-pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, dengan pada waktu itu mempunyai sekitar 650 orang guru Hassan, 2005; Tim Paradigma Pendidikan BSNP, 2010. Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 awalnya Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman Kanak-Kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool. Sekarang ini, telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata. Dengan demikian, Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Falsafah pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yang diungkapkan dalam bahasa Jawa berbunyai “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, sebagai pedoman perilaku bagi guru yang artinya “di depan memberi teladan, di tengah menyemangati, dan mengiringkan dari belakang sambil memberi kekuatan”. Tokoh ini mendorong diberikannya juga bahan-bahan ajar yang digali dari kebudayaan setempat, sehingga dapat dikatakan bahwa kiprahnya dalam penyelenggaraan pendidikan itu adalah juga merupakan suatu gerakan dan Tujuan Taman Siswa Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 Perguruan Kebangsaan Taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah Kolonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922”, sebagai berikut Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri zelf besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan zelfbegrotings-system. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan zelfbegrotings-system. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak berhamba pada anak didik. Didirikannya perguruan Taman siswa disebabkan karena keadaan pendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat kurangnya pengajaran yang diberikan oleh Belanda kepada bangsa Indonesia, pendidikannya sangat tidak sesuai dengan kepentingan hidup bangsa Indonesia sendiri, dan bahkan meracuni jiwa anak, menanamkan jiwa budak pengabdi kepentingan kolonial sehingga sangat mengecewakan rakyat Indonesia. Menurut Tirtaraharda & Sulo 2005 tujuan Taman Siswa adalah sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang tertib dan Pendidik INS Kayu Tanam Mohammad SjafeiRuang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam 9 Sumatra Barat. Pada tahun 1952, dengan hanya ada 30 orang siswa, INS mendirikan percetakan Sridharma yang menterbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khalayak adalah anak – anak. INS Kayutanam adalah satu sekolah modern bercorak nasional yang peranannya cukup besar pada perkembangan dunia Pendidikan Indonesia, khususnya di Sumatera Barat Halimah, 2012 Lahirnya Ruang Pendidik INS Kayutanam tidak terlepas dari upaya Mohammad Sjafe’i mewujudkan cita-cita dari kedua orang tua angkatnya. Ia juga didukung oleh sebuah organisasi perkumpulan buruh kereta api yang bernama Vereeniging Bumi Poetra Staats-Spoors VBPSS berkedudukan di Padang yang dipimpin oleh Abdul Rachman. Tujuan awal pendidikan Ruang Pendidik INS Kayutanam adalah mendidik manusia supaya menjadi manusia, membimbing anak didik kepada diri, dan bakat yang dimilikinya. Ruang Pendidik INS Kayutanam lebih di kenal sebagai “Sekolah Ahli Tukang”, maksudnya lulusan Ruang Pendidik INS Kayutanam ini setiap muridnya memiliki talenta dan kemauan untuk berkarya. Seperti kata Mohammad Sjafe’i, murid yang datang ke INS masuk dengan satu pintu dan keluar dengan banyak pintu. Barnadib 1983 dan Raharja 2008 menjelaskan bahwa sekolah dari Mohammad Sjafe’i sebagai bentuk reaksi dari sekolah-sekolah Pemerintah Hindia Fhadilla 2014 pada awal berdiri nama perguruan ini memakai bahasa Belanda yakni Indonesisch Nederlandsch School dengan kependekan INS. Maksud nama ini menggunakan bahasa Belanda dikarenakan sewaktu berdiri negara Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda agar tidak menimbulkan rasa curiga terhadap sekolah yang didirikan oleh Mohammad Sjafe’i. Sebelumnya sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda dalam pemberian nama selalu mendahulukan kata Hollandsch baru setelah itu kata Indonesisch. Pada masa pendudukan Jepang, kependekan dari INS berganti arti yakni Indonesia Nippon School. Penamaan ini bertujuan sebagai pelindung diri atas kekejaman tentara Jepang. Pada periode kemerdekaan Indonesia, kependekan dari INS berubah menjadi Indonesia National School, nama ini sesuai dengan kondisi daerah Kayutanam saat itu. Pada tahun 1972 dalam rapat Munas di Jakarta, atas usulan dari Prof. Dr. Deliar Noer mengusulkan agar kepanjangan dari INS diganti menjadi Institut Nasional Sjafe’i dan masyarakat Kayutanam sendiri menyebut sekolah ini dengan sebutan “INS Kayutanam”. Pada tahun 1975 Ruang Pendidik SMA INS Kayutanam memakai kurikulum nasional yang diintegrasikan dengan kurikulum Mohammad Sjafe’ Baru PendidikanPengajaran Alam SekitarJ. Ligthart Aliran pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar yang dirintis oleh Fr. A. Finger dengan heimatkunde pengajaran alam sekitar di Jerman, J. Ligthart di Belanda dengan Het Volle Leven kehidupan senyatanya. Prinsip yang dianut dalam heimatkunde yakni Tirtarahardja & Sulo, 2005 Dalam pengajaran alam sekitar, guru dapat memeragakan secara alam sekitar memberikan kesempatan sebanyakbanyaknya agar anak berpartisipasi alam sekitar memungkinkan untuk diberlakukan pengajaran totalitas dengan ciri segala bahan pengajaran berhubunghubungan satu sama alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak alam sekitar memberikan apersepsi emosional terhadap anak didik. Sementara Het Volle Leven memiliki prinsip sebagai berikut Tirtarahardja & Sulo, 2005 Pengajaran alam sekitar mengajarkan anak untuk mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran diadakan perjalanan memasuki hidup agar murid paham akan hubungan antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya. Pada dasarnya, banyak faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan baik faktor yang berasal dari dalam maupun luar. Secara makro, faktor dari luar merupakan sistem yang berada di luar pendidikan, antara lain ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan alam, dan lain-lain. Faktor itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan sistem pendidikan. Dengan demikian, pendidikan akan dipengaruhi oleh bahkan berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan alam dalam ekosistem yang lebih luas. Konsep ini mengarahkan pada pemahaman dan pembahasan pendidikan dilihat dalam perspektif Pusat PerhatianOvideminat DecloryMenurut Tirtarahardja & Sulo 2005 pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Declory 1871-1932 dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat centres d’nternet, di samping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Declory berdasar pada semboyan ecole pour ia vie, par la vie sekolah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri tentang hasrat dan cita-citanya dan pengetahuan tentang dunianya lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya. Pengetahuan anak harus bersifat subjektif dan objektif. Penelitian secara tekun yang dilakukan Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas, yaituMetode global keseluruhanBerdasarkan observasi dan tes, ia berpandangan bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global keseluruhan. Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis, ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode ini bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiasikan dengan tanda tulisan atau suatu gambar yang dapat d’internet pusat-pusat minat.Berdasarkan penyelidikan psikologik, ia menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan sewajarnya. Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan terhadap masyarakat biososial.Minat terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadiDorongan mempertahankan diri,Dorongan mencari makan dan minum danDorongan memelihara minat terhadap masyarakat ialahDorongan sibuk meniru orang inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat Pengajaran Pusat Perhatian adalah sebagai berikutPengajaran ini didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan beban pengajaran harus merupakan keseluruhan, tidak mementingkan bagian tetapi mementingkan keberartian dari keseluruhan ikatan bagian didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung ada hubungan kerjasama yag erat antara rumah dan keluarga. Gerakan pengajaran pusat perhatian telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi cara mengajar dan lain-lain agar perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran, tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topik yang KerjaG. Kerschensteiner Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 dan Sagala 2010 gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Tokoh pendidikan sekolah kerja ini adalah G. Kerschensteiner 1854-1932 dengan konsep “Arbeitschule” Sekolah Kerja di Jerman. Sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu, tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Dengan kata lain sekolah berkewajiban menyiapkan Negara yang baik yakni Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan; Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara;Dalam menunaikan kedua tugas tersebut harus diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut berbuat sesuai dengan kesusilaan serta menjaga keselamatan negara. Tujuan sekolah kerja ini menurut Kerschensteiner sebagai pencetus sekolah kerja adalah Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri; Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu; Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi Negara. Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bekerja di sini bukan pekerjaan otak yang dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan Tirtarahardja & Sulo, 2005; Sagala, 2010.Pengajaran ProyekJohn DeweyDasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey 1859-1952 namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikut utamanya W. H. Kilpartrick. Pengajaran proyek memberi kebebasan pada anak untuk menentukan pilihannya, merancang serta memimpinya. Proyek yang ditentukan oleh anak mendorongnya mencari jalan pemecahan bila dia menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secara berkelompok untuk menghidupkan rasa gotong-royong. Pengajaran proyek digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek,pengajaran unit,dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin Tirtarahardja & Sulo, 2005. Praktek belajar dan pembelajaran dekade terakhir ini mengenalkan kita pada istilah PjBL atau Pembelajaran Berbasis Proyek. Para ahli memberi pengertian tentang PjBL. Menurut University of Nottingham, metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas. Menurut Baron, pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya. Menurut Blumenfeld et al, pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata. Sementara itu, Boud & Felleti mengartikannya sebagai cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktivitas pelajar Husamah, 2013. Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Project Based Learning pada umumnya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak sekedar merupakan rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja performance, yang secara umum pebelajar melakukan kegiatan mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi. Proyek seringkali bersifat interdisipliner. Menurut Husamah 2013 selama berlangsungnya proses belajar dalam PjBL pelajar akan mendapat bimbingan dari narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan yang dijalankan. Narasumber bertugas menyusun trigger problems, sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik, melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Secara umum peran fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar itu dia penjelasan mengenai 'Aliran-Aliran serta Gerakan-Gerakan Pendidikan di Indonesia'. Saya harap, kalian semua yang membaca ini dapat mengetahui dan memahaminya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kalian semua yang membaca dan diharapkan mendapatkan pengetahuan yang baru. Sekian pembahasan dari saya. Terima kasih Ÿ˜†Ÿ˜Š
Berikutini aliran-aliran pokok kesenian masa modern (abad 19) : 1. Sekitar Idealisme Jerman. Titik pangkal idealisme Jerman ialah filsafat Immanuel Kant, estetika dipakainya dalam arti yang sesuai dengan cara kerjanya dalam bidang transedental, tentang keindahan dan citarasa. Kant memeriksa syarat-syarat manakah kiranya yang perlu dipenuhi
Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas tersebut. PERGURUAN KEBANGSAAN TAMAN SISWA Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda SD , disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool . Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri Zelf Besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Hidup dengan kekuatan sendiri 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan Zelfbegrotings-system . 7 Berhamba pada anak didik Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu 1. Asas Kemerdekaan 2. Asas Kodrat Alam 3. Asas Kebudayaan 4. Asas Kebangsaan 5. Asas Kemanusiaan Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah Ø Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Ø Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut Ø Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Ø Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa. Ø Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan. Ø Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan. Ø Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa Ø Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader pembangunan. Ø Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat. c. Hasil-hasil yang dicapai Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan. INS KAYU TANAM Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam Sumatera barat . a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-asas sebagai berikut 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi sebagai berikut Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebangsaan, Kebangsaan, Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan, Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan, Berakhlak bersusila setinggi mungkin, Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa, Berjiwa aktif positif, Mempunyai daya cipta, Cerdas, logis dan rasional, Berperasaan tajam, halus dan estetis,Gigih atau ulet yang sehat,Correct atau tepat,Emosional atau terharu,Jasmani sehat dan kuat,Cakap berbahasa,Sanggup hidup sederhana, Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan, Sebanyak mungkin memakai kebuyaan nasional, Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek, Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, Diusahakan agar pelajar mempunyai darah ksatria, Mempunyai jiwa konsentrasi, Pemeliharaanperawatan sesuatu usaha, Menepati janji, Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik- baiknya, Kewajiban harus dipenuhi, Hemat. Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah 1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan a. Usaha – usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam – Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang pendidikan nasional – Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk menjadi guru – Penerbitan Majalah anak –anak Sendi, buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran. b. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional terutama pendidikan keterampilan / kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan , dan sejumlah alumni. MUHAMMADIYAH Muhammadiyah didirikan oleh seorang yang bernama KH. Ahmad Dahlan Pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H/ 18 Nopember 1912 M di Yogyakarta ia mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi yang menghembuskan jiwa pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia bergerak di berbagai bidang kehidupan umat. Nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yaitu nama Rasulullah Saw, dan diberi tambahan ya nisbah dan ta marbuthah yang berarti pengikut Nabi Muhammad Saw. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah hasil Muktamar ke-41 di Surakarta. Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. a Tujuan didirikanya muhammadiyah. Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan perkembangan masa. Pada awal berdiri nya, rumusan itu berbunyi a menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera di dalam Karesidenan Yogyakarta; dan b memajukan agama Islam kepada Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta, dan setelah berdirinya beberapa cabang di wilayah Indonesia, rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah disempurnakan menjadi a memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda; dan b memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada keluarnya Undang-undang No. 8 tahun 1985 yang mewajibkan organisasi kemasyarakatan mencantumkan satu azas Pancasila, maka terjadilah perubahan azas Muhammadiyah dari Islam menjadi Pancasila. Akibatnya rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah juga berubah. Perubahan itu dihasilkan melalui Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta, menjadi “Mengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama PP LP Ma’arif NU merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama NU. Didirikannya lembaga ini di NU bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar 1918, disusul dengan Tashwirul Afkar 1922 sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan 1924 yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu 1 wawasan ekonomi kerakyatan 2 wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan 3 wawasan kebangsaan. Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah—seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri the founding fathers NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU. Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama NU yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen Nasional RI dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun madrasah; maupun Departemen Agama RI yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi. II. VISI DAN MISI Visi Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri dan membudayakan civilitize , LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat. Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab. Misi Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput grass root , sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat pendidikan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang proporsional, dengan dukungan moral dan material. Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media. Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses pendidikan. Kesimpulan Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini , dan masa yang akan datang terus berkembang. Aliran tersebut mempengaruhi pendidikan da seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indinesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa, INS Kayu Tanam dan 2 aliran pendidikan yang mengangkat agama islam di dalamnya yakni Muhammadiyah dan Ma’arif. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik, sebab penggunaanya disesuaikan denan tingkat kebutuhan, dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.
AliranPendidikan Modern di Indonesia. Aliran-aliran pendidikan merupakan pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan, setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan diantaranya adalah aliran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia. Aliran Pendidikan Modern di Indonesia - BMD Training Centre b.
A. Aliran Klasik Aliran klasik adalah pemikiran-pemikiran yang ada sejak dulu, dimulai dari zaman Yunani Kuno. Pemikiran tersebut kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai negara Eropa dan Amerika. Sehingga sampai saat ini, kedua wilayah tersebut sering dijadikan acuan sebagai tolak ukur ada empat aliran klasik yang menjadi benang merah antara pemikiran-pemikiran zaman dulu dengan masa sekarang. Keempat aliran tersebut yaitu 1 Empirisme, 2 Nativisme, 3 Konvergensi, dan 4 Naturalisme. 1. Aliran Empirisme Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae meja lilin, yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua faktor keturunan tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan sosial, alam, dan budaya. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. 2. Aliran Nativisme Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak la¬hir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. 3. Aliran Naturalisme Tokoh aliran ini adalah Rousseau. la adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Natu¬ralisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Natural¬isme sering disebut Negativisme. 4. Aliran Konvergensi Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. 5. Aliran Progresivisme Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. B. Aliran ModernManusia senantiasa berusaha mendapatkan hasil yang maksimal dalam hidupnya. Begitu juga dalam bidang pendidikan. Para praktisi dan akademisi di dunia pendidikan selalu berusaha membuat gerakan-gerakan baru guna meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah muncul aliran-aliran modern yang dalam pemikirannya bertujuan untuk membentuk mutu pendidikan yang lebih baik. Di Indonesia sendiri, menurut Mudyaharjo 2001, setidaknya ada lima macam aliran modern dalam pendidikan. Kelima aliran tersebut adalah Progresivisme, Esensialisme, Rekonstruksionalisme, Perennialisme, dan Aliran ProgresivismeProgresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak child-centered, sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru teacher-centered atau bahan pelajaran subject-centered.Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. 2. Aliran EsensialismeEsensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti esensial dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan. 3. Aliran RekonstruksionalismeRekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat. 4. Aliran PernnialismePerennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan masalah yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya. 5. Aliran IdealismeAliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli cita dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Uraiandi atas dapat kita pakai sebagai salah satu penanda bahwa hukum positif Indonesia diwarnai oleh aliran Rechtsvinding, yang memberi keleluasaan pada hakim untuk tidak hanya mengandalkan undang-undang, melainkan bisa menggali hukum dari sumber yang lain, misalnya dari yurisprudensi. Tindakan hakim tersebut dilindungi oleh hukum dan wawasan pendidikan; Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di indonesia. picture by Perguruan kebangsaan taman siswa Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara lahir 2 mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool. Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, prasarjana, dan sarjana wijaya. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pedidikan tinggi. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa untuk mnegejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Bahwa dalammendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan taman siswa Dilingkungan perguruan untuk mencapai tujuannya taman siswa berusaha dengan jalan Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi,baik yang bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan. Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia diluar taman siswa yang ada hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan taman siswa untuk diambil faedah sebaik-baiknya. Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga taman siswa. Meluaskan kehidupan ke taman siswaan diluar lingkungan masyarakat perguruan. c. Hasil-hasil yang dicapai Yayasan perguruan kebangsaan taman siswa yang didirikan suwardi suryaningrat ki hadjar dewantara pada tanggal 3 juli 1922 di yogyakarta sampai kini telah mencapai berbagai hal seperti gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional,lembaga-lembaga pendidikan dari taman indria sampai dengan sarjana wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, antara lain ki hadjar dewantara, ki mangunsarkoro,dan ki suratman. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan, yang juga mungkin dicapai oleh yayasan pendidikan lainnya. Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam Ruang pendidikan INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan,kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 oktober 1926 di kayu Tanam sumatra barat. a. Asas dan tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam Asas asas ruang pendidikan INS kayu tanam sebagai berikut Berfikir logis dan rasional Keaktifan atau kegiatan Pendidikan masyarakat Memperhatikan pembawaan anak Menentang intelektualisme Sejak didirikan, tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam adalah Mendidik rakyat kearah kemerdekaan Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. b. Usaha-usaha ruang pendidikan INS kayu tanam Terdapat berbagai usaha yang dilakukan oleh Mohammad sjafei dan kawan-kawan dalam mengembangkan gagasan dan berupaya mewujudkannya, baik yang berkaitan dengan ruang pendidikan INS maupun tentang pendidikan dan perjuangan/pembangunan bangsa indonesia pada umumnya. Beberapa hal yang perlu dikemukakan adalah memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan ruang pendidikan INS kelembagaan, sarana/prasarana, dan lain-lain, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak dan lain-lain. Beberapa usaha yang dilakukan ruang pendidikan INS kayu tanam yang dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang rendah 7 tahun, setara sekolah dasar, ruang dewasa 4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah , dan sebagainya. c. Hasil-hasil yang dicapai ruang pendidikan INS kayu tanam Ruang pendidikan INS kayu tanam mengalami masa pasang surut seirama dengan pasang-surutnya perjuangan bangsa indonesia. Seperti harapan kepada taman siswa, ruang pendidikan INS kayu tanam juga diharapkan melakukan penyegaran dan dinamisasi, seiring dengan perkembangan masyarakat dan iptek. Disamping itu,upaya-upaya pengembangan ruang pendidikan INS tersebut seyogianya dilakukan dalam kerangka pengembangan sisdiknas, sebagai bagian dari usaha mewujudkan cita-cita ruang pendidikan INS,yakni mencerdaskan seluruh rakyat indonesia. Daftar pustaka Abdul Kadir. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta Kencana Aliranpokok pendidikan di Indonesia . 1. Taman Siswa . 2. INS ( Indonesiche Nederlansce school ) Taman Siswa . Didirikan pada tanggal 3 juli 1922 oleh Ki Hajar Dewantara.Memiliki semboyan kepada pendidik yaitu: 1. Ing ngarsa sung tuladha : Memberikan teladan kepada peserta didik ketika berada didepan. 2. Ing madya mangun karsa : Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran- pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut Aliran-Aliran Pendidikan. Setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahami berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan tersebut. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa datang. Pemaparan aliran-aliran pendidikan penting karena sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga kependidikan. 1. Perguruaan Kebangsaan Taman Siswa Didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta. Taman siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman Kanak-Kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, Disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru. Asas dan Tujuan Taman Siswa Terdapat tujuh asas dalam Perguruan Kebangsaan Taman Siswa yang di sebut “asas 1992” adalah sebagai berikut 1 Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam perikehidupan umum. Dari asas yang pertama ini jelas bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh Taman Siswa adalah kehidupan yang tertib dan damai tata dan tentram, Orde on Vrede. Dari asas ini pulalah lahir “sistem among”, dalam cara man guru memperoleh sebutan “pamong” yaitu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang dengan bersemboyan “Tut Wuri Handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. 2 Pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Siswa jangan selalu dicekoki atau disuruh menerima buah fikiran saja, melainkan para siswa hendaknya dibiasakan mencari/menemukan sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan fikiran dan kemampuannya sendiri. 3 Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik ikatan lahir maupun batin. 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Dari asas ini tersirat keharusan untuk hidup sederhana dan hemat. 7 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. Asas ini disebut sebagai “asas berhamba kepada anak didik” dan di kenal dengan istilah “pamong” atau istilah sekarang pahlawan tanpa tanda jasa. Ketujuh asas di atas diumumkan pada tanggal 3 juli 1922, bertepatan dengan berdirinya Taman Siswa, dan disahkan oleh Kongres Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 7 Agustus 1930. Dasar Taman Siswa Dalam perkembangan selanjutnya taman siswa melengkapi “asas 1922” dengan dasar-dasar 1947 yang di sebut dengan Panca Dharma,yakni sebagai berikut 1 Asas kemerdekaan harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 2 Asas kodrat alam berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat alam ini. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam 3 Asas kebudayaan Taman Siswa tidak berarti asal memelihara kebudayaan kebangsaan itu ke arah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin tiap-tiap zaman dan keadaan. 4 Asas Kebangsaan Taman Siswa tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus menjadi bentuk dan fiil kemanusiaan yang nyata dan tidak mengandung permusuhan dan perpecahan. 5 Asas kemanusiaan menyatakan bahwa dharma tiap-tiap manusia adalah mewujudkan kemanusiaan. Tujuan Taman Siswa 1 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang tertib dan damai. 2 Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyrakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Upaya-upaya Pendidikan Beberapa usaha yang dilakukan oleh Taman Siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman Siswa membentuk pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan. Hasil-Hasil yang dicapai Taman Siswa telah berhasil mengemukakan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni – alumni besar di Indonesia. 2. Ruang pendidik INS Kayu Tanam Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam 9 Sumatra Barat. Pada tahun 1952, dengan hanya ada 30 orang siswa, Ins mendirikan percetakan Sridharma yang menterbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khalayak adalah anak – anak. Asas-asas ruang pendidikan 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan dan kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelaktualisme Tujuan ruang pendidik INS Kayu Tanam 1 Mendidik rakyat kearah kemerdekaan 2 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan Usaha-usaha ruang pendidik INS Kayu Tanam 1 Dalam bidang kelembagaan. a Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan b Program khusus untuk menjadi guru yakni tambahan satu tahun setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajar dan praktek mengajar. 2 Usaha mandiri a Penerbitan sendi majalah anak-anak b Buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf/aksara dan angka dengan judul “Kunci 13” c Mencetak buku pelajaran Hasil-Hasil yang Dicapai Bebrapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan majalah anak-anak sendi, serta buku-buku pelajaran. Dan usaha yang dilakukan antara lain ; 1 Mengupayakan gagasan-gagasab tentang pendidikan nasional utamanya pendidikan ketrampilan/kerajinan 2 Mengupayakan bebrapa ruang pendidik jenjang persekolahan dan sejumlah alumni. Dan bebrapa alumni telah berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafi’i yakni Dasar-Dasar Pendidikan 1976 3 Pendidikan Muhammadiyah Didirikan tanggal 18 November 1912 di yogyakarta, oleh KH Ahmad Dahlan. Pendidikan Muhammadiyah merupakan gerakan islam amar ma’ruf nahi munkar beraqidah islam dan bersumber pada alquran dan sunah serta menjunjung tinggi ajaran agama islam sehingga tercipta masyarkat islam yang sebenarnya – benarnya. 1 Latar Belakang Berdirinya Pendidikan Muhammadiyah 1 Kerusakan di bidang kepercayaan/agama aqidah 2 Kebekuan dalam bidang hukum fiqih. 3 Kemunduran dalam pendidikan islam 4 Kemajuan zending kristen dan misi katolik. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah 1 Aqidah yang lurus 2 Akhlaqul karimah Budi pekerti yang terpuji. 3 Akal yang sehat dan cerdas. 4 Keterampilan 5 Pengabdian pada masyarakat. Dasar Pendidikan Muhammadiyah 1 Tajjdid, ialah kesetiaan kita berdasarkan pemikiran baru untuk mengubah cara berfikir . 2 Kemasyarakatan,yaitu antara individu dan masyarakat diciptakan suasana yang salaing membutuhkan. 3 Aktivitas, artinya anak didik harus mengamalkan semua yang diketahui. 4 Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang Didirikan pada tanggal 1 November 1923 oleh Rahmah El Yunusiyah. Latar Belakang Berdirinya Diniyah Putri Karena ketidak puasan terhadap rahmah el yunusiyah terhadap diniyah school yang melayani kebutuhan wanita yang tidakterjangkau baik yang berkaitan dengan persoalan agama, maupun yang berkaitan dengan kebutuhan keterampilan keputrian sebagai istri, anak. Tujuan Pendidikan Diniyah Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan islam dengan tujuan membentuk putri yang berjiwa islam dan ibu pendidik yang cakap arif serta bertanggung jawab. Dasar Pendidikan Diniyah Putri Didasarkan pada ajaran agama islam dengan berpedoman pada Alqur’an dan Sunah Rasul. 4 Pendidikan Ma’arif Pendidikan Ma’arif saat ini merupakan bagian dari organisasi Nahdatul Ulama. Cikal Bakal pendidikan Ma’arif mulai berkembang pada tahun 1916 ketika dua Kiyai, Abdul Wahab hasbullah dan Mas Mansur, mendirikan kursus debat yan diberi nama Taswirul Afkar. Kursus ini kemudian berkembang dengan dibentuknya Jam’iyah Nahdatul Wathon yang bertujuan memperluas dan meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Mulanya Ma’arif dalam bentuk Madrasah berkembang di Jawa Timur, kemudian menyebar ke daerah-daerah lain dengan dipelopori oleh para ulama NU. Mula-mula corak pendidikannya adalah menyerupai “pesantren yang diformalkan”, dengan hanya memuat pendidikan agama dalam kurikulumnya. Dalam perkembangan kemudian, sebagaimana Muhammadiyah, Ma’arif memasukkan materi umum ke kurikulumnya. Muktamar II NU Muktamar II NU di Surabaya pada tahun 1927 memutuskan untuk memberikan perhatian yang penuh pada pengembangan madrasah dengan dana ditanggung oleh umat islam, dan menolak bantuan dari Belanda. Dalam Muktamar NU ke-4 di Semarang, para ulama membentuk bagian khusus dalam tubuh NU yang menangani pendidikan, yang disebut Ma’arif. Sejak saat itu gerak NU dalam menyelenggarakan pendidikan semi-formal yang coraknya banyak berbeda dengan pesantren yang menjadi basis NU mulai berkembang dan ditangani secara sungguh-sungguh. Basis pendidikan Ma’arif Basis pendidikan Ma’arif pada dasarnya adalah pesantren yang juga merupakan basis utama kegiatan pendidikan NU. Hal inilah antara lain membedakannya dengan Muhammadiyah yang lebih agresif dan sistematis dalam mengembangkan sistem pendidikan sekolahnya dengan menerapkan manajemen modern. Hasil yang dicapai Meskipun perkembangan lembaga pendidikan Ma’arif tidak secepat dan seluas Muhammadiyah, pendidikan ini ikut memberikan andil dalam pendidikan nasional, baik melalui pemikiran-pemikiran para tokohnya maupun melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dimilikinya. . SIMPULAN Kajian tentang aliran dan gerakan pendidikan akan memberikan pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting, agar para pendidik dapat memahami, dan pada akhirnyaa kelak dapat memberi kontribusi terhadap dinamika pendidikan itu. Disusun Oleh ARIS WAHYONO FATHUR ROHMAN WAHID LILIS HANDAYANI RINI IRIANTI WELLY SANTOSO Permulaanabad ke-17 atau masa-masa akhir abad ke 16 muncul alira baru dalam dunia pendidikan. Aliran baru itu disebut Realisme. Ciri-ciri utama aliran ini yaitu : Pokok-pokok pikiran pendidikan abad ke-20 : Berikut keadaan pendidikan di Indonesia sejak zaman purba hingga kini. Inti pembicaraan sekilas pendidikan di Indonesia meliputi
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran- pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut Aliran-Aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di saja sih aliran-aliran pendidikan?Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam dunia pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia.. Mengenal aliran pendidikan 1. Aliran EmpirismeTokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae meja lilin, yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua faktor keturunan tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan sosial, alam, dan budaya. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak Aliran NativismeTokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak la¬hir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang di¬bawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi ke-mampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan simak cerita tentang anak manusia yang hidup di bawah asuhan serigala. la bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. la tetap hidup dan ber¬kembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu memberi Crussoe makanan se-suai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya, Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme, sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan aliran ini adalah Rousseau. la adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Natu¬ralisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Natural¬isme sering disebut memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran M. Arifin dan Aminuddin R., 1992 9, yaitua. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya secara Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan se¬bagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyedia¬kan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan demikian, aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat kegiatan proses aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh ke-cerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artinya, dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empat abad yang lalu, yaitu zaman pandangan tentang pendidikan dari tokoh pendidikan Renaisans yang pertama adalah Johan Amos Cornenius 1592-1670, yaitu agar segala sesuatu diajarkan melalui indra, karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa. Tokoh kedua adalah Johan Frieddrich Herbart 1776-1841 yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan Tuhan. Artinya, perlu ada penyesuaian dengan hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut sebagai ketiga adalah William T. Harris 1835-1909 yang berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan dan bersendikan ke-satuan spiritual. Sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran Esensialisme menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang telah teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun-temurun dari zaman ke zaman sejak zaman Re¬ aliran Perenialisme adalah Plato, Aris-toteles, dan Thomas Aquino. Perenialisme memandang bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang. Pandangan aliran ini tentang pendidikan adalah belajar untuk berpikir. Oleh sebab itu, peserta didik harus dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak awalnya, peserta didik diberi kecakapan-kecakapan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya perlu dilatih pula kemampuan yang lebih tinggi seperti berlogika, retorika, dan bahasagerakan-gerakan pendidikan di indonesia Gerakan-gerakan baru dalam Pendidikan dibagi menadi 4 yaitu a. Pembelajaran alam seitar Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi menjadikan program Pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan yang dilakukan maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambal mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah dilaksanakan di segala jenjang Pendidikan konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan tentang biaya Ketika akan diadakan penjelajahan seperti halnya biaya transportasi, biaya hidup selama penjajahan, penginapan dan sebagainya. b. Pengajaran pusat perhatian centres D’interetPenemuan adalah Ovide Decroly 1871-1923, seorang dokter perancis mendirikan Yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat dirumahnya pada tahun 1901. Pada tahun 1907 metodenya diterapkan pada anak-anak normal. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres d’interet. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya secara intrinsik. Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk mempertahankan diri, untuk makan, bermain dan bekerja, dari mneniru. Berangkat dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti untuk makan, untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang menarik pada Pendidikan/pengajaran decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani. c. Sekolah kerja George kerschensteiner 1854-1932 menulis karangan tentang arbeitsshule. Ia seorang guru ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-cita Pendidikan, bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah menyiapkan peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menadi pusat tujuan pengarahan adalah kerja untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja, manusia menuju ke lingkungan kebudayaan masyarakat. Peserta didik bekerja berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing, sehingga menimbulkan tanggung jawab. d. Pengajaran proyek proyek pengajaran berate kegiatan, sedangkan belajar mengandung arti kesempatan untuk memilih, merancang, berlatih, memimpin dan sebagainya. dalam hal ini penting ialah bahwa peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. diperhatikan konsep pemikiran Wh Klipatrick di dalan pengarahan proyek.

Dua“aliran” pokok pendidikan di Indonesia ialah Perguruan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun, perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas pada Taman Siswa dan INS saja. Secara historis

PENGERTIAN ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKANAliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama, “teori“ dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimen dan observasi yang berfungsi menjalankan pokok bahasannya. Kata “teori” sebagaimana yang dipergunakan dalam konteks pendidikan secara umum adalah sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya dianggap dengan baik dalam bidang psikologi atau sosiologi hingga sampai kepada praktek kependidikan .O’ConnorSeorang ahli pendidikan Mesir Kontemporer Muhammad Nujayhi merefleksikan pandangan senada dengan O’Connor, bahwa perkembangan-perkembangan di bidang psikologi eksperimental membawa kesan-kesan ke dalam dunia pendidikan dan memberi sumbangan bagi teori-teori pendidikan ,sebagaimana yang terdapat pada bidang ilmu pengetahuan khusus. Dengan demikian,”teori” dalam arti pertama terbatas pada penjelasan mengenai persoalan-persoalan berkaitan dengan batas-batas “teori” menunjuk kepada bentuk asas-asas yang saling berhubungan yang mengacu kepada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya mencangkup pemindahan-pemindahan eksplanasi fenomena yang ada, namun termasuk didalamnya mengontrol atau membangun Aliran Pendidikan 1. Aliran Empirisme EnvironmentalismeAliran Empirisme adalah aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan. John Lock, filsuf Inggris yang mengembangkan paham rasionalisme pada abad ke-18, menyatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa’ a blank sheet of paper. Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran inin anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa uang memberikan warna pendidikannya. Menurut teori ini, pendidikan memegang peranan penting sebab pendidikan menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak, selain itu teori ini dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan, karena teori ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diproses dari lingkungan, kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilam seseorang dan masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif, mudah dibentuk atau Aliran NativismeTeori ini menentang teori empirisne, dengan tokohnya seorang filsuf Jerman, Schopenhauer 1788-1860, dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan yang akan berkembang menurut arah masing-masing, keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Teori ini menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk factor pendidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak. Pendidikan tidak akan mempengaruhi perkembangan anak karena setiap anak telah memiliki pembawaannya. 3. Aliran NaturalismeTeori ini dipengaruhi oleh seorang filsafat Prancis ia berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun, pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,sekolah,masyarakat. mengungkapkan “segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam,dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia”, agar seorang anak dapat bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, anak tersebut harus diserahkan pada alam. Kekuatan alam yang akan mengajarkan kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Beragam kebaikan itu akan terus diserap oleh setiap anak secara spontan dan bebas dari rekayasa orang Aliran KonvergensiAliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang. Aliran konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkemangan manusia itu adalah tergantung pada dua faktor, yaitu faktor bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori konvergensi. convergentie=penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu hasil. Konvergeren=menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan. William Stern1871-1939, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman, dan sebagai pelopor aliran ini mengatakan “kemungkinan-kemungkinan yang di bawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti se luas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong” Jadi menurut Williem seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu, sebaliknya lingkungan yang baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembang itu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya, karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa Aliran ProgresifismeTokoh aliran ini adalah John Dewey yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kemmpuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan atau yang bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai alat dan kecerdasan, hal ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk kecerdasan menjadi tugas utama pendidik yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya. Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam Aliran KonstruksifismeTokoh aliran ini adalah Gambahsta Vico,seorang epistermiolog Italia, ia mengatakan bahwa Tuhan adalah cipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Hanya Tuhan yang dapat menegetahui segala sesuatu karena Dia pencipta segala sesuatu itu dan manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan ini dikembangkan oleh Jean Piaget dalam teori perkembangan kognitif, bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Aliran Pendidikan yang digunakan di IndonesiaDua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Perguruan Kebangsaan Taman SiswaPerguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk Asas dan Tujuan Taman Siswa­­­Asas Taman Siswa Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas Taman Siswa Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada Upaya-upaya yang dilakukan Taman SiswaBeberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan Hasil-hasil yang DicapaiTaman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Ruang Pendidik INS Kayu TanamRuang Pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam sumatera Barat.a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu TanamPada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut1 Berpikir logis dan rasional2 Keaktifan atau kegiatan3 Pendidikan masyarakat4 Memperhatikan pembawaan anak5 Menentang intelektualismeDasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah1 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan2 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat3 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat4 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. B. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu TanamBeberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu TanamRuang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan, dan sejumlah sosial di bidang pendidikan yang memiliki cita-cita untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sudah dimulai dari masa penjajahan. Gerakan ini umumnya diperankan dan diinisasi oleh anak muda Indonesia yang peduli akan kemajuan dan masa depan sumber daya manusia bangsa. Beberapa gerakan pendidikan di Indonesia meliputiBudi UtomoGerakan Budi Utomo lahir di tengah keprihatinan para pemuda dan pelajar mengenai masa depan pendidikan Indonesia. Gerakan yang diprakarsai oleh Dr. Wahidin pada tanggal 20 Mei 1908 ini berjuang agar para pelajar Indonesia dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai aset utama bangsa. Sampai detik ini, kelahiran organisasi ini diperingati sebagai Hari Kebangkitan MuhammadiyahOrganisasi Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan 1869-1925. Selain bergerak di bidang dakwah islam, Muhammadiyah juga bergerak di bidang pendidikan dan lahir sebagai organisasi yang turut memadukan ilmu umum dan ilmu agama. Ahmad Dahlan bahkan masuk ke sekolah-sekolah bangsawan untuk mengajarkan basis ilmu keagamaan. Meski kental dengan ajaran agama islam, pergerakan ini termasuk cukup berpengaruh pada perkembangan substansi pendidikan bangsa. Indonesia MengajarIndonesia Mengajar merupakan sebuah gerakan pendidikan yang dijalankan oleh anak-anak muda Indonesia dengan berbagai latar belakang ilmu dan budaya. Anak-anak muda ini memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh penjuru Indonesia khususnya di daerah-daerah terpencil dengan cara menjadi guru muda dan memastikan seluruh anak Indonesia mendapat pendidikan yang layak. Gerakan pendidikan ini diinisiasi pertama oleh Anis Baswedan, seorang tokoh masyarakat yang peduli akan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang menurutnya berakar dari pentingnya arti sebuah pendidikan. Gerakan Indonesia Mengajar berdiri secara resmi pada tahun 2009 dan telah berhasil memenuhi kekosongan guru pada banyak daerah terpencil di Indonesia. Penggerak utama gerakan ini yaitu para pemuda Indonesia, dialah yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, memiliki kecakapan mengajar dan telah menjalani pelatihan soft skill sebelumnya. Informasi lebih lanjut mengenai gerakan ini dan syarat pendaftarannya dapat dilihat pada situs Sekolah Guru IndonesiaSGI merupakan sebuah gerakan pendidikan yang berada di bawah divisi pendidikan lembaga Dompet Dhuafa Indonesia. Seperti halnya Indonesia Mengajar, SGI diperankan oleh pemuda-pemuda Indonesia yang bersedia berkontribusi untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia di seluruh penjuru daerah. Masa pengabdian SGI pun sama dengan halnya Indonesia Mengajar yaitu satu tahun. Diresmikan pada tanggal 24 Oktober 2009, SGI sudah mengirimakan guru-guru muda ke 31 Kabupaten terdepan, terluar dan terpencil di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai SGI, silahkan mengunjungi situs Selain itu, pemerintah Indonesia pun membuat gerakan pendidikan yang sama halnya dengan Indonesia Mengajar dan SGI. Berada di bawah Kementrian Pemuda dan Olahraga, gerakan ini telah mencetak guru muda yang nantinya akan berkontribusi dan mengabdi selama dua tahun di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Pendidikanberkewajiban membuat kehidupan manusia menjadi menyenangkan. 2) Epistemologi adalah filsafat yang membahas tentang pergaulan dan kebenaran, dengan rincian masing-masing sebagai beikut : a. Ada lima sumber pengetahuan yaitu: 1. Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedia, buku teks yang baik, rumus dan tabel. 2.
0% found this document useful 1 vote4K views7 pagesDescriptionPengantar Ilmu PendidikanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote4K views7 pagesDua Aliran Pokok Pendidikan Di IndonesiaJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
\n\n \n\n \n aliran pokok pendidikan di indonesia

B Gerakan Baru dalam Pendidikan 94 C. "Aliran " Pokok Pendidikan Indonesia 106 BAB VI Sistem Pendidikan Nasional, Pembaharuan dan Inovasi Pendidikan di Indonesia 127 A. Sistem Pendidikan Indonesia 127 B. Permasalahan Pendidikan dan Tantangan Pembangunan Pendidikan Nasional 148 C. Inovasi dan Pembaharuan Pendidikan Indonesia 155

Pengertian Aliran PendidikanAliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru dan begitu Aliran Pendidikan1. Aliran KlasikA. Aliran Empirisme Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman empiris nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung Joseph, 2006.Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan Locke dalam Joseph 2006 tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk perkembangan jiwa anak didik adalahlingkungan melalui pintu gerbang inderanya yang berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses Aliran Nativisme. Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanya baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang Aliran Konvergensi. aktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembawaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan Stern mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan Aliran Naturalisme Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kea rah tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadapperkembangan anak. Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat alami makan pendidikan yang dimaksud terakhir ini betrpengaruh positif terhadap perkembangan Aliran ModernA. Progresivisme Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak child-centered, sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru teacher-centered atau bahan pelajaran subject-centered.- Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik experience curriculum.- Metode pendidikan Progresivisme antara lain1. Metode belajar Metode memonitor kegiatan Metode penelitian Pendidikan berpusat pada anak. Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang Esensialisme Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti esensial dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau Metode pendidikan1. Pendidikan berpusat pada guru teacher centered.2. Peserta didik dipaksa untuk Latihan Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan Rekonstruksionalisme Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di Tujuan pendidikanSekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia. Yng termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara Perennialisme Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian Tujuan pendidikanDiharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan Idealisme Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli cita dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan approach secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara Tujuan PendidikanAgar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling KurikulumKurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa Aliran Pokok Pendidikan Aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Perguruan Kebangsaan Taman SiswaPerguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta.• Asas dan Tujuan Taman SiswaTaman Siswa memiliki tujuh asas perjuangan yang dikenal dengan “Asas 1922”, antara laina. Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam perikehidupan Pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahri dan batin dapat memerdekakan Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan Pengajaran harus tersebar luas sampai menjangkau seluruh Mengejar kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang Mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin dengan mengorbankan segala kepentingan pribadi demi kebahagiaan perkembangannya, Taman Siswa melengkapi “Asas 1922” dengan “Dasar-Dasar 1947” yang disebut pula “Panca Dharma”. Asas-asas tersebut antara lain asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa antara laina. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswaa. Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada hubungannya dengan bidang kegiatan Taman Menumbuhkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa, sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang yang Dicapai1. Taman Siswa Taman siswa telah mencapai berbagai hal seperti gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, seperti Ki Hajar Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1962 di Kayu dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu logis dan atau pembawaan seiring perkembangan zaman, asas tersebut berkembang menjadi dasar-dasar pendidikan. Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah rakyat ke arah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan para pemuda agar berguna untuk kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung mandiri dalam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Usaha-usaha yang dilakukan Mohammad Sjafei dan kawan-kawan antara lain memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan Ruang Pendidik INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam INS Kayu Tanam telah mengupayakan gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa ruang pendidikan,dan sejumlah alumni. Salah satu Alumni pun telah berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesiaa. Alam Sekitar Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart diBelanda dengan Het Voll Pusat Perhatian Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu Metode Global dan Centre d’ Kerja Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di Proyek Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antaralain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,utamanya masyarakat maju. A Aliran-aliran pembaharu islam di Timur Tengah. 1. Aliran Khawarij. Kaum Khawarij terdiri atas pengikut-pengikut Ali bin Abi Thalib yang meninggalkan barisannya, karena tidak setuju dengan sikap Ali yang menerima Arbitase sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah tentang khalifah dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas tersebut. PERGURUAN KEBANGSAAN TAMAN SISWA Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda SD , disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool . Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri Zelf Besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Hidup dengan kekuatan sendiri 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan Zelfbegrotings-system . 7 Berhamba pada anak didik Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu 1. Asas Kemerdekaan 2. Asas Kodrat Alam 3. Asas Kebudayaan 4. Asas Kebangsaan 5. Asas Kemanusiaan Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah Ø Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Ø Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut Ø Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Ø Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa. Ø Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan. Ø Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan. Ø Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa Ø Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader pembangunan. Ø Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat. c. Hasil-hasil yang dicapai Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan. INS KAYU TANAM Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam Sumatera barat . a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-asas sebagai berikut 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi sebagai berikut Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebangsaan, Kebangsaan, Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan, Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan, Berakhlak bersusila setinggi mungkin, Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa, Berjiwa aktif positif, Mempunyai daya cipta, Cerdas, logis dan rasional, Berperasaan tajam, halus dan estetis,Gigih atau ulet yang sehat,Correct atau tepat,Emosional atau terharu,Jasmani sehat dan kuat,Cakap berbahasa,Sanggup hidup sederhana, Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan, Sebanyak mungkin memakai kebuyaan nasional, Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek, Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, Diusahakan agar pelajar mempunyai darah ksatria, Mempunyai jiwa konsentrasi, Pemeliharaanperawatan sesuatu usaha, Menepati janji, Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik- baiknya, Kewajiban harus dipenuhi, Hemat. Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah 1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan a. Usaha – usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam – Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang pendidikan nasional – Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk menjadi guru – Penerbitan Majalah anak –anak Sendi, buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran. b. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional terutama pendidikan keterampilan / kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan , dan sejumlah alumni. MUHAMMADIYAH Muhammadiyah didirikan oleh seorang yang bernama KH. Ahmad Dahlan Pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H/ 18 Nopember 1912 M di Yogyakarta ia mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi yang menghembuskan jiwa pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia bergerak di berbagai bidang kehidupan umat. Nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yaitu nama Rasulullah Saw, dan diberi tambahan ya nisbah dan ta marbuthah yang berarti pengikut Nabi Muhammad Saw. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah hasil Muktamar ke-41 di Surakarta. Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. a Tujuan didirikanya muhammadiyah. Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan perkembangan masa. Pada awal berdiri nya, rumusan itu berbunyi a menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera di dalam Karesidenan Yogyakarta; dan b memajukan agama Islam kepada anggota-anggotanya. Setelah Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta, dan setelah berdirinya beberapa cabang di wilayah Indonesia, rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah disempurnakan menjadi a memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda; dan b memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutunya. Setelah keluarnya Undang-undang No. 8 tahun 1985 yang mewajibkan organisasi kemasyarakatan mencantumkan satu azas Pancasila, maka terjadilah perubahan azas Muhammadiyah dari Islam menjadi Pancasila. Akibatnya rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah juga berubah. Perubahan itu dihasilkan melalui Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta, menjadi “Mengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama PP LP Ma’arif NU merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama NU. Didirikannya lembaga ini di NU bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar 1918, disusul dengan Tashwirul Afkar 1922 sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan 1924 yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu 1 wawasan ekonomi kerakyatan 2 wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan 3 wawasan kebangsaan. Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah—seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri the founding fathers NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU. Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama NU yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen Nasional RI dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun madrasah; maupun Departemen Agama RI yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi. II. VISI DAN MISI Visi Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri dan membudayakan civilitize , LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat. Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab. Misi Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput grass root , sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat pendidikan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang proporsional, dengan dukungan moral dan material. Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media. Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses pendidikan. Kesimpulan Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini , dan masa yang akan datang terus berkembang. Aliran tersebut mempengaruhi pendidikan da seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indinesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa, INS Kayu Tanam dan 2 aliran pendidikan yang mengangkat agama islam di dalamnya yakni Muhammadiyah dan Ma’arif. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik, sebab penggunaanya disesuaikan denan tingkat kebutuhan, dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. _____________________ Disusun Oleh ARIF SETIAWAN WAHYUDIONO RISKI CITANIA SARI FAJAR DINO PRAWIKA
DuaAliran Pokok Pendidikan di Indonesia - WAWASANPENDIDIKAN Aliran idealisme adalah suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Para murid memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus.Sebab, pendekatan Page 3/6. ParadigmaFilsafat Pendidikan; 3. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan; a. Aliran Filsafat Pendidikan Klasik Namun bila ditelusuri lebih jauh, gagasan pokok konstruktifisme sebenarnya sudah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari Itali. Dialah cikal bakal konstruktifisme. D. Pengembangan Filsafat Pendidikan di Indonesia. 1
· badan usaha milik negara ( bumn) gerakan bersih menggelar pasar murah sembilan bahan pokok atau sembako di desa menes kabupaten pandeglang, untuk meringankan beban ekonomi masyarakat. Dan yang terbaru pada tahun 2001. Di ujung bawah semar, muncul sosok serba hitam, berkucir.
Икупуሚαվуβ раславсиρаΙцաζըчиբе νа ጲዒοвапዳвсօТозιтуսιժፍ жоճυктаձ
Прո баսօбекኟ жеስаցաдыфУռ χаշθՈւψινеւይσ охուቯ
Х нтիኖог юДрለкፀно ձеտθТря мաςаጁα
Ոծокэժ եկя оզէхрረтиУ կեвоБувиξ ሑоζጷвсоጠις цሥлобра
VSS8Q.